Notification

×

Iklan

Iklan

AL-MUSTA’AN 60 Ramadan Bersama Asmaulhusna

11 Maret 2024 | Senin, Maret 11, 2024 WIB | Last Updated 2024-03-11T08:57:30Z
Oleh Izza Rohman

Manusia sangatlah lemah, tapi butuh ini butuh itu. Mau ini mau itu. Ada banyak yang sulit ia raih, berat ia hadapi, atau tak sanggup ia kerjakan. Manusia membutuhkan Tuhan yang dapat ia mintai dukungan, pertolongan, dan kemampuan. Tuhan yang memberinya harapan dan selalu dapat ia jadikan sandaran.

Beruntunglah manusia. Allah adalah Sang Maha Pengasih yang dapat dimintai pertolongan. Tersebut dua kali dalam firman, Dialah al-Musta’an. Dalam kutipan lisan Nabi Ya’qub di surah Yusuf (ayat 18) dan kutipan lisan Nabi Muhammad di surah al-Anbiya’ (ayat 112). Tak hanya itu, Dia menuntun hamba untuk tak malu memohon bantuan-Nya: iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in.

Allah kuasa memberi kemampuan. Dia memampukan yang lain, tidak dimampukan oleh yang lain, dan tidak pula meminta kemampuan dari yang lain. Bahkan, tak ada kesanggupan makhluk selain dari yang Allah berikan. Hakikatnya tidak ada satu pun selain-Nya yang kuasa memberikan suatu kemampuan kepada makhluk yang memerlukan.

Allah dapat dimintai bantuan. Dia memberi manusia keringanan, hak, dan kesempatan untuk meminta. Dia bahkan meminta, menuntun, dan memudahkan manusia untuk memohon kepada-Nya. Tidak untuk satu kali kesempatan, tetapi sebanyak peluang yang berulang kali manusia dapatkan. Tidak untuk satu kebutuhan, tetapi sebanyak kemudahan yang manusia harapkan.

Allah satu-satunya yang patut dimintai pertolongan. Hanya kepada Sang Pengasih hamba semestinya meminta. Dialah satu-satunya yang dapat menjadi sandaran saat hamba menemui kesulitan atau membutuhkan perlindungan. Bergantung kepada-Nya memberi hamba energi lebih besar tinimbang bersandar kepada sesama ataupun mengandalkan kekuatan diri dalam berusaha.

Insan yang menyadari posisi-Nya sebagai hamba al-Musta’an tumbuh menjadi pribadi yang tidak sombong, tidak putus asa, dan tidak pula malas. Ia cenderung mandiri, tidak banyak meminta kepada orang lain, tidak pula menjadi beban banyak orang. Ia tidak datang kepada manusia untuk mengemis-ngemis atau menggantungkan hidup. Alih-alih, ia gemar dan ringan membantu orang.

“Ya Allah, Antal-Musta’an. Engkaulah Dzat yang dimintai pertolongan. Berilah kami kebaikan dan perlindungan sebagaimana yang dimintakan oleh Nabi-Mu Muhammad Sang Utusan.”

=