Serambiupdate.com - Muhammad Syafi'i, selaku Wakil Menteri Agama (Wamenag) resmi
membuka grand final olimpiade pendidikan
agama islam (PAI) 2025. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan olimpiade ini bukan
hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi dapat menjadi ruang bagi siswa dalam
mengimplementasikan nilai keagamaannya secara mendalam. Jakarta, Senin (1/12)Kegiatan olimpiade manjadi bagian dari rangkaian acara PAI
fair 2025 yang mempertemukan pelajar SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa dari berbagai
daerah. Para peserta merupakan finalis terpilih yang datang ke jakarta.
Romo menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan olimpiade
PAI 2025, "Saya mengapresiasi kegiatan ini karena memberi kesempatan bagi
siswa untuk menunjukan pemahaman keamanannya. Saya berharap, pulang dari sini
para peserta menjadi pribadi yang lebih islami dan berkarakter mulia,"
ujarnya.
Fajar Riza UI Haq, wakil menteri pendidikan dasar dan
menengah (wamendikdasmen) yang turut hadir dalam kegiatan, menyoroti pentingnya
PAI sebagai pondasi karakter anak bangsa. Beliau menyampaikan fungsi ganda dari
PAI antara lain sebagai pembentuk keterampilan sosial dalam berbaur di tengah
keberagaman.
Dikutip dari survei BRIN 2024, Fajar menyampaikan jika
mayoritas masyarakat Indonesia mengaku religius, tetapi hanya sedikit yang
memahami ajaran agamanya secara mendalam. Hal inilah yang dinilai sebagai
tantangan dalam pendidikan agama di masa modern.
"Guru PAI harus menguasai pedagogi pembelajaran
mendalam. Hal penting bukan lagi pada materi saja, tetapi esensi nilai perlu
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Fajar.
Amin Suyitno, Direktur Jendral Pendidikan Islam (Dirjen
Pendis) menyampaikan, jika kegiatan olimpiade diliputi oleh suasana prihatin
yang sedang terjadi di dalam negeri. Hal ini menjadi topik utama dalam
pembukaan acara.
Tujuh finalis yang berada di wilayah terdampak dipastikan
tetap dapat mengikuti olimpiade secara penuh melalui fasilitas khusus oleh
kemenag.
Tercatat 54.880 pendaftar olimpiade PAI 2025 di berbagai
jenjang pendidikan dan 430 finalis yang bersaing di tingkat nasional dengan
delapan kategori kompetisi, yaitu olimpiade PAI, MHQ, pidato, dan konten
kreatif.
Mengusung tema semangat moderasi, kepedulian, dan karakter
unggul, kegiatan olimpiade diharapkan dapat menjadi ruang pembentukan generasi
yang teladan di tengah masyarakat.
"Kompetisi ini bukan hanya adu intelektual, tetapi
pembinaan karakter disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan. Nilai nilai ini
sangat penting di tengah situasi kebencanaan yang dihadapi bangsa," ujar
Suyitno.
(Afi)