Notification

×

Iklan

Iklan

‘ALLAMUL-GHUYUB Ramadan Bersama Asmaulhusna

19 Maret 2024 | Selasa, Maret 19, 2024 WIB | Last Updated 2024-03-19T07:08:21Z

Oleh: izzarohman

Manusia dibuat cemas oleh apa yang tidak dapat ia lihat, ia indera, atau ia ketahui — baik yang ada saat ini ataupun yang ada di masa depan. Manusia membutuhkan Tuhan yang mengetahui segalanya—baik yang tampak oleh manusia, ataupun tersembunyi dari pengetahuan manusia.


Empat kali ditegaskan dalam al-Qur’an bahwa Allah itu ‘Allamul-ghuyub. Salah satunya di surah at-Tawbah ayat 78: Alam ya’lamu annallaha ya’lamu sirrahum wa najwahum wa annallaha ‘allamul-ghuyub. Tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwa Allah amat mengetahui segala yang gaib.


Allah Maha Mengetahui segala hal gaib. Apa saja yang tidak diketahui atau tersembunyi dari pengetahuan manusia, diketahui oleh Allah. Dia mengetahui segalanya, yang tampak ataupun yang tidak, yang terasa oleh indera ataupun yang tidak, yang terjangkau oleh akal manusia ataupun yang tidak. Tidaklah ada yang tersembunyi bagi Allah, termasuk semua yang ingin menyembunyikan diri.


Allah mengetahui semua yang manusia sembunyikan atau rahasiakan. Tidak ada yang tertutupi bagi Allah. Saat kejahatan masih dalam niat, Allah mengetahuinya. Saat kemunafikan tidak terendus oleh siapa pun, Allah mengetahuinya. Saat pengkhianatan tidak diketahui oleh seorang pun, Allah mengetahuinya. Saat rencana dibuat sangat rahasia, Allah pun mengetahuinya. 


Allah sumber dari segala pengetahuan tentang yang gaib. Tidak satu pun makhluk mengetahui kabar atau hal gaib kecuali bila Dia berkehendak memberikan pengetahuan itu. Allahlah yang membekali para rasul berita gaib untuk menegakkan agama-Nya dan melemahkan lawan-lawan rasul-Nya.


Hamba ‘Allamul-ghuyūb tumbuh menjadi pribadi yang tidak terpaku pada paham kebendaan, fokus pada arah hidup, tenang menghadapi masalah dan semangat meraih tujuan. Ia berhati-hati dalam mengklaim pengetahuan, mengakui ketidaktahuannya atau keterbatasan pengetahuannya, dan tidak menyombongkan ilmu yang didapatnya, termasuk prediksinya tentang masa depan. Ia menjaga kejujuran dan kewaspadaan dalam hidup.


“Ya Allah, bimbinglah kami untuk memilih yang terbaik, mengambil keputusan terbaik, dan menempuh jalan terbaik. Sungguh Engkaulah ‘Allamul-ghuyub. Berilah keteguhan, semangat, dan ketenangan dalam menjalani kehidupan.”

=