SerambiUpdate.com Puluhan warga di wilayah RT 56 di RW 12 Kelurahan
Wirobrajan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta positif terinfeksi virus
corona (Covid-19). Belum diketahui pasti penyebab puluhan warga satu kampung
tersebut terinfeksi Covid-19.
Terdapat sejumlah dugaan yang mengatakan penyebabnya ialah
kegiatan pijat dan kerokan satu sama lain hingga menyebabkan menularnya virus
corona. Heroe Poerwadi selaku Wakil Wali Kota Yogyakarta menuturkan Gugus Tugas
Covid-19 masih mendalami sumber penularan hingga membuat 10 orang dinyatakan
positif.
"Pelaksanaan protokol kesehatan yang tidak maksimal di
wilayah itu. Bahkan sempat ada acara buka bersama keluarga besar. Ada juga
persoalan kepadatan rumah pemukiman kawasan tersebut," kata Heroe dalam
keterangannya, Senin (9/5).
"Bahkan ada yang sempat pijat, atau kerokan satu sama
lain karena mereka keluarga besar atau trah," sambungnya.
Heroe mengungkapkan, rentetan kasus terdeteksi seiring
adanya seorang wanita kategori lanjut usia di kawasan tersebut yang mengalami
sakit pada 13 April 2021. Hingga kemudian dinyatakan positif terinfeksi
Covid-19 usai dibawa ke rumah sakit.
Penelusuran kontak lantas dilakukan. Hasilnya, keluarga
inti, meliputi anak dan suami lansia tersebut turut terinfeksi Covid-19.
Tetangga yang masih saudara dari pasien pertama beserta keluarganya juga
positif Covid-19.
"Kebetulan anaknya perawat dari rumah sakit di luar
kota dan akhirnya beberapa anggota lainnya juga positif," jelas Heroe.
"Begitu juga beberapa anggota keluarga depan rumah ibu
yang meninggal, juga kedapatan Covid-19. Bahkan oleh keluarga besar, rumahnya
sempat digunakan buka bersama oleh keluarga besarnya," lanjutnya.
Daerah wilayah RT 56 di RW 12 Wirobrajan, menurut Heroe
merupakan kawasan padat penduduk. Sebagian besar penghuninya pun masih satu keluarga
besar, sehingga jarak antar rumah tak terlalu berjauhan.
Melihat fakta-fakta di lapangan, Heroe menganggap masih
sangat sulit menentukan sumber penularan awal.
"Di awal-awal Ramadhan keluarga besar itu melakukan
buka bersama. Tetapi apakah si ibu (pasien meninggal) itu waktu sudah sakit apa
belum, tidak konfirmasi," ungkapnya.
Hingga Senin siang (10/5), tercatat ada sepuluh orang yang
dinyatakan positif via tes polymerase chain reaction (PCR). Sembilan dirawat di
rumah sakit dan satu orang menjalani isolasi mandiri.
Kemudian masih ada 20 orang lagi yang dinyatakan positif tes
antigen. Mereka sudah menjalani tes PCR dan masih menanti hasilnya.
"Dari semua kasus tersebut, sampai saat ini ada empat
rumah yang positif PCR, dan sebelas rumah positif antigen. Tetapi sekali lagi
rumah warga tersebut sangat berdekatan," tegas Heroe.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pun hari ini sudah
memfasilitasi tes antigen untuk 50 orang yang diduga menjalin kontak. Meski
begitu, baru 39 orang warga yang berpartisipasi. Heroe mengatakan hal Ini masih
diupayakan, agar semua bisa menjalani tes antigen
Lebih jauh, mobilitas di kampung tersebut dibatasi lewat
karantina wilayah. Sejumlah kegiatan di luar rumah dilarang guna menekan laju
penularan.
Kegiatan ibadah Ramadan di kampung itu juga tidak boleh di
masjid, tetapi di rumah masing-masing. Termasuk untuk shalat Id
mendatang," tutur Heroe.