Kegiatan ini turut dihadiri secara
langsung oleh Wijayanto Samirin Ketua yayasan Wakaf Paramadina, Henri Tambunan
Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof. Mukhamad Najib Direktur Kelembagaan Dirjen
Dikti, Ledia Hanifa Amalia Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKS, Prof. Fasli
Jalal Rektor Universitas Yarsi Jakarta, Handi Risza Idris Wakil Rektor Bidang
Pengelolaan Sumber Daya Universitas Paramadia dan Perwakilan Pimpinan dari PTS
dibawah naungan LLDIKTI Wilayah III sera turut dihadiri secara virtual Prof.
Didik J. Rachbini selaku Rektor Universitas Paramadinia dari London Inggris.
Kegiatan ini terlaksana sebagai ruangan
silaturahmi antar Pimpinan PTS dibawah naungan LLDIKTI Wilayah III bersama
pemangku kepentingan dibidang pendidikan yang dapat mempertemukan gagasan serta
aspirasi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya pada wilayah LLDIKTI
III.
Hendri Tambunan selaku Kepala Wilayah III
mengungkapkan bahwa "kegiatan ini sebagai ruang strategis untuk
mempertemukan gagasan, aspirasi, ataupun pandangan dari Pimpinan PTS dibawah
naungan LLDIKTI III untuk merespon dinamika dan tantangan Perguruan Tinggi
Indonesia kedepannya,” tuturnya.
Selanjutnya ia menambahkan, “Perubahan
regulasi, tuntutan mutu, transformasi digital hingga kebutuhan penguatan relevansi
lulusan dengan dunia kerja. Semua ini menuntut kita untuk terus beradaptasi dan
berkolaborasi bersama. Maka dari itu, diperlukan sinergi yang kuat bersama
pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan rekomendasi kepada Kementerian
demi peningkatan kualitas PTS karena pada dasarnya PTS memiliki peran besar
terhadap kemajuan Indonesia," tutur Henri.
Dilain pihak, Wijayanto Samirin
mengungkapkan tonggak pencapaian Universitas Paramadia hingga saat ini terus
tumbuh melalui perjalanan jatuh bangun dan terus berjuang hingga saat ini agar
menjadi dampak sosial dan peradaban bagi Indonesia.
“Kami baru memiliki kampus sendiri setelah
25 tahun menyewa. Tumbuh dengan kekuatan sendiri, jatuh bangun, dan terus
berjuang dengan orientasi bukan sekedar profit, akan tetapi dampak sosial dan
peradaban,” tutur Wijayanto.
Selanjutnya, dengan adanya kegiatan ini
berharap dapat menghasilkan rekomendasi nyata agar Perguruan Tinggi Swasta dapat
difasilitasi dengan maksimal sehingga menghasilkan kampus swasta terbaik dunia
perwakilan dari Indonesia.
Selanjutnya, Prof. Mukhamad Najib dalam
pemaparannya bahwa pentingnya investasi serius pada pendidikan tinggi untuk terus
ditekankan sebagai prasyarat Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Perguruan
tinggi perlu didukung melalui penyusunan roadmap jangka panjang agar mampu
mencapai kelas dunia, mentransfer teknologi, serta menghadirkan talenta global
guna meningkatkan kapabilitas inovasi bangsa.
Upaya mendorong inovasi berdampak oleh
perguruan tinggi swasta (PTS) juga telah dilakukan melalui peningkatan
pendanaan penelitian oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
(Kemdiktisaintek). Saat ini, proporsi pendanaan penelitian untuk PTS telah
mencapai 60 persen dan dinilai lebih besar dibandingkan perguruan tinggi negeri
(PTN), namun kebijakan tersebut ditegaskan tidak dimaksudkan untuk menciptakan
persaingan, melainkan memperkuat kolaborasi antar lembaga pendidikan tinggi.
Prof. Mukhamad Najib mengatakan, “Kita
mesti membuka paradigma bahwa keberadaan PTS ini sebagai peran kolaboratif
dengan PTN melalui berbagai kerja sama tridarma. Kerja sama tersebut dapat
dilakukan melalui program fast track, konsorsium riset, joint laboratory,
hingga KKN kolaboratif untuk memperkuat mutu dan relevansi pendidikan tinggi,” ujarnya.
