Notification

×

Iklan

Iklan

Paramadina Satukan Pimpinan PTS LLDIKTI III untuk Merumuskan Arah Pendidikan Tinggi Indonesia

29 Desember 2025 | Senin, Desember 29, 2025 WIB | Last Updated 2025-12-29T17:10:52Z

Universitas Paramadina laksanakan kegiatan Urun Rembuk Pimpinan PTS LLDIKTI Wilayah III tentang masa depan perguruan tinggi swasta Indonesia sebagai ruang strategis untuk mempertemukan gagasan dari Perguruan Tinggi untuk Indonesia yang terlaksana di Auditorium TP Rachmat Universitas Paramadina Kampus Cipayung, Senin (29/12).

 

Kegiatan ini turut dihadiri secara langsung oleh Wijayanto Samirin Ketua yayasan Wakaf Paramadina, Henri Tambunan Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof. Mukhamad Najib Direktur Kelembagaan Dirjen Dikti, Ledia Hanifa Amalia Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKS, Prof. Fasli Jalal Rektor Universitas Yarsi Jakarta, Handi Risza Idris Wakil Rektor Bidang Pengelolaan Sumber Daya Universitas Paramadia dan Perwakilan Pimpinan dari PTS dibawah naungan LLDIKTI Wilayah III sera turut dihadiri secara virtual Prof. Didik J. Rachbini selaku Rektor Universitas Paramadinia dari London Inggris.

 

Kegiatan ini terlaksana sebagai ruangan silaturahmi antar Pimpinan PTS dibawah naungan LLDIKTI Wilayah III bersama pemangku kepentingan dibidang pendidikan yang dapat mempertemukan gagasan serta aspirasi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya pada wilayah LLDIKTI III.

 

Hendri Tambunan selaku Kepala Wilayah III mengungkapkan bahwa "kegiatan ini sebagai ruang strategis untuk mempertemukan gagasan, aspirasi, ataupun pandangan dari Pimpinan PTS dibawah naungan LLDIKTI III untuk merespon dinamika dan tantangan Perguruan Tinggi Indonesia kedepannya,” tuturnya.

 

Selanjutnya ia menambahkan, “Perubahan regulasi, tuntutan mutu, transformasi digital hingga kebutuhan penguatan relevansi lulusan dengan dunia kerja. Semua ini menuntut kita untuk terus beradaptasi dan berkolaborasi bersama. Maka dari itu, diperlukan sinergi yang kuat bersama pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan rekomendasi kepada Kementerian demi peningkatan kualitas PTS karena pada dasarnya PTS memiliki peran besar terhadap kemajuan Indonesia," tutur Henri.

 

Dilain pihak, Wijayanto Samirin mengungkapkan tonggak pencapaian Universitas Paramadia hingga saat ini terus tumbuh melalui perjalanan jatuh bangun dan terus berjuang hingga saat ini agar menjadi dampak sosial dan peradaban bagi Indonesia.

 

“Kami baru memiliki kampus sendiri setelah 25 tahun menyewa. Tumbuh dengan kekuatan sendiri, jatuh bangun, dan terus berjuang dengan orientasi bukan sekedar profit, akan tetapi dampak sosial dan peradaban,” tutur Wijayanto.

 

Selanjutnya, dengan adanya kegiatan ini berharap dapat menghasilkan rekomendasi nyata agar Perguruan Tinggi Swasta dapat difasilitasi dengan maksimal sehingga menghasilkan kampus swasta terbaik dunia perwakilan dari Indonesia.

 

Selanjutnya, Prof. Mukhamad Najib dalam pemaparannya bahwa pentingnya investasi serius pada pendidikan tinggi untuk terus ditekankan sebagai prasyarat Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Perguruan tinggi perlu didukung melalui penyusunan roadmap jangka panjang agar mampu mencapai kelas dunia, mentransfer teknologi, serta menghadirkan talenta global guna meningkatkan kapabilitas inovasi bangsa.

 

Upaya mendorong inovasi berdampak oleh perguruan tinggi swasta (PTS) juga telah dilakukan melalui peningkatan pendanaan penelitian oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Saat ini, proporsi pendanaan penelitian untuk PTS telah mencapai 60 persen dan dinilai lebih besar dibandingkan perguruan tinggi negeri (PTN), namun kebijakan tersebut ditegaskan tidak dimaksudkan untuk menciptakan persaingan, melainkan memperkuat kolaborasi antar lembaga pendidikan tinggi.

 

Prof. Mukhamad Najib mengatakan, “Kita mesti membuka paradigma bahwa keberadaan PTS ini sebagai peran kolaboratif dengan PTN melalui berbagai kerja sama tridarma. Kerja sama tersebut dapat dilakukan melalui program fast track, konsorsium riset, joint laboratory, hingga KKN kolaboratif untuk memperkuat mutu dan relevansi pendidikan tinggi,” ujarnya.

=