Serambiupdate.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera menyebabkan banyak sekolah belum bisa beroperasi. Saat memberikan laporan dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Jakarta. Senin (8/12)
Menurut laporan tersebut, proses pembelajaran di 52
kabupaten/kota terganggu dengan tingkat keparahan yang beragam dan Aceh menjadi
salah satu wilayah yang paling terdampak. Sebanyak 15 kabupaten/kota di
provinsi itu belum dapat menjalankan kegiatan belajar, sementara tiga wilayah
lainnya mulai kembali membuka sekolah secara perlahan. Situasi serupa juga
terjadi di Sumatera Utara, di mana dua daerah masih belum melakukan
pembelajaran dan dua daerah lain baru bisa menggelar sebagian kegiatan belajar.
Di Sumatera Barat, mayoritas sekolah sudah kembali aktif.
Namun, 93 sekolah di Kabupaten Agam masih belum dapat beroperasi karena masih
fokus pada proses pemulihan hingga 22 Desember 2025. Untuk menjawab tantangan
ini, pemerintah menerapkan sistem pembelajaran darurat yang mulai diberlakukan
pada 8 Desember 2025.
Langkah-langkah darurat tersebut meliputi pembangunan ruang
kelas sementara, pemindahan siswa ke sekolah yang aman dari banjir, penerapan
jadwal belajar yang lebih fleksibel, serta penggunaan modul pembelajaran khusus
bencana. Mu’ti menambahkan bahwa guru dan relawan pendidikan juga diturunkan
untuk mendampingi siswa di lokasi-lokasi belajar sementara, termasuk tenda
darurat.
Sementara itu, mengenai pelaksanaan ujian akhir semester,
Mu’ti meminta pemerintah daerah di tiga provinsi terdampak untuk menyesuaikan
jadwal ujian dengan kondisi masing-masing. Ia menegaskan bahwa keputusan
sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah, mengingat mereka lebih memahami
situasi di wilayahnya setelah banjir dan longsor terjadi.
