
Diperkirakan temperatur cuaca di beberapa negara di Eropa
seperti Italia, Prancis, dan Spanyol mencapai 40°C. Di Italia, akibat suhu yang
sangat ekstrem, dua orang meninggal karena dehidrasi. Sementara Spanyol
menyelidiki kematian seorang penyapu jalan. Palang Merah mendirikan tempat
perlindungan ber-AC di Malaga.
Selain menimbulkan korban jiwa dibeberapa negara, Panas
Ekstrem ini juga berdampak kepada pemadaman listrik di beberapa kota Italia
akibat lonjakan penggunaan AC. Di Prancis, layanan kereta terganggu dan Menara
Eiffel sebagian ditutup. Sementara itu, suhu Laut Mediterania menyentuh rekor
30°C.
Organisasi Meteorologi Dunia menyebut gelombang panas
kali ini sebagai anomali cuaca serius. Ilmuwan menilai ini sebagai bukti nyata
dampak krisis iklim, dengan Eropa memanas dua kali lebih cepat dari rata-rata
global.
Clare Nullis selaku Juru Bicara bicara Organisasi
Meteorologi Dunia (WMO) menyampaikan bahwa beberapa negara Eropa seperti
Italia, Prancis, dan Spanyol menghadapi suhu yang melonjak hingga 40° Celcius,
sementara Turki dilanda kebakaran hutan besar-besaran yang memaksa evakuasi
puluhan ribu orang serta penutupan beberapa sekolah yang harus meliburkan para
anak-anak.
"Yang luar biasa dari gelombang panas ini adalah waktunya, biasanya fenomena seperti ini terjadi di akhir musim panas, bukan awal. Akibat hal tersebut, beberapa sekolah harus terpaksa diliburkan dan beberapa pekerja di hutan harus dievakuasi akibat kebakaran hutan yang terjadi secara besar-besaran," kata Clare Nullis.