Notification

×

Iklan

Iklan

Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Edukasi di 153 Sekolah Dasar di Kota Bogor

12 April 2023 | Rabu, April 12, 2023 WIB | Last Updated 2023-04-12T07:49:52Z

 


Serambiupdate.com
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) memaparkan edukasi di 153 Sekolah Dasar di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024. Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada 2021, indeks Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.


 Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Februari 2022 atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7 persen dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1 persen. Edukasi ini bertema “Mengenal Literasi Digital Sejak Dini."


Di mana kegiatan secara nonton bareng (nobar) dengan total peserta 19.367 siswa itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital. Antaralain ada  kecakapan, etika, budaya digital, dan keamanan digital. Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber pertama yakni Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Bogor Rudi Suryanto yang membawakan materi terkait etika digital. Menurutnya dalam ruang lingkup digital terjadi interaksi dan komunikasi dengan berbagai perbedaan kultural, serta berkolaborasi dengan orang lain, sehingga segala aktivitas yang dilakukan di ruang lingkup digital sangat memerlukan etika.


 “Internet ini adalah anugerah yang diberikan kepada kita, tetapi juga bisa menjadi bencana jika kita tidak menggunakannya dengan baik, maka dari itu etika hadir sebagai seorang bijak. Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada karena kita adalah manusia. Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin, sedikit ribet, tetapi itu bisa membuat kita lebih aman di dunia digital dan selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet,” Tuturnya.


Heni Hansayani Lestari yang merupakan seorang Content Creator. Dia membawakan materi kecakapan digital. Beliau mengajak untuk melawan kabar bohong di dunia digital. Menurutnya, jika melihat berita yang mungkin itu tidak benar, agar terlebih dahulu menelaahnya dan tidak langsung percaya. Selain itu juga jangan asal menyebarkan begitu saja. Beliau  juga meminta untuk mengapresiasi konten-konten yang bersifat positif dan tidak memberi ruang kepada konten negatif. 

“Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” pesannya. Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. 

(Annisa Nurani/adp)
=