"Pemberian
beasiswa pendidikan ini sesuai dengan arahan
dan perintah yang diberikan Menteri Sosial saat berkunjung ke Tulungagung,
beberapa waktu lalu," ujar Maryoto Birowo selaku Bupati Tulungagung Selasa (2/11).
Ia
tidak merinci besaran dan ragam beasiswa dimaksud. Maryoto mengatakan, saat ini
pihaknya sebatas melakukan pendataan untuk selanjutnya dilaporkan ke Kemensos. "Kami
disuruh mendata anak korban longsor, dan sudah kami kirimkan ke Kementerian
Sosial," tutur Maryoto.
Data
sementara, jumlah anak usia sekolah dari korban tanah longsor di Nyawangan, Tulungagung
ada tiga orang. Verifikasi data secepatnya dilakukan oleh pihak Kementerian
Sosial, dan hasil evaluasinya ditindaklanjuti dengan pemberian paket beasiswa
yang telah dipersiapkan.
Bencana
tanah longsor terjadi pada Minggu (23/10) sore. Saat itu, sejumlah warga kerja
bakti membersihkan material tanah yang longsor dan menutup jalan agar akses
desa dapat digunakan lagi.
Namun
naas, saat kerja bakti hampir usai dan sebagian warga sudah ada yang pulang,
longsor susulan terjadi dan menimpa beberapa orang di bawahnya. Tiga warga Desa
Nyawangan meninggal, satu orang luka berat dan satu orang lainnya luka ringan.
Beberapa
korban meninggal dunia merupakan kepala keluarga yang meninggalkan
anak-anaknya, baik anak usia balita, maupun usia sekolah. Mensos pun
menyerahkan lima paket perlengkapan sekolah,
lima paket perlengkapan shalat dan lima paket sembako.
Mensos
menyerahkan santunan kepada 3 ahli waris korban meninggal dunia masing-masing
Rp15 juta, luka berat Rp5 juta dan luka ringan Rp2 juta.
Penyerahan
bantuan ini dihadiri oleh Bupati Tulungagung, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung dan Kepala Desa Nyawangan.