"Melihat kebelakang di 100 tahun yang lalu. Pendahulu
sebelum kita yang telah berjuang untuk kemerdekakan diri dari penjajahan bangsa
asing," ujar Nadiem.
Penjajahan yang dialami saat itu bukan hanyalah fisik saja,
tetapi pembatasan terhadap pendidikan juga. Maka Indonesia, tidak akan mampu
membuktikan diri sebagai bangsa yang unggul. Di tengah setiap perjuangan yang
berat tersebut, hadirlah sekolah Tamansiswa
yang dibangun untuk memajukan masyarakat Bumiputera dengan pendidikan.
Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional
sekaligus pencipta Tamansiswa, terus mendorong pendidikan yang berlandaskan
asas kemerdekaan. Karena manusia memiliki hak untuk mengamalkan dirinya dengan selalu
menghargai kemerdekaan orang lain.
"Itu adalah bagian dari pendidikan kita,"
imbuhnya.
Sistem pendidikan Indonesia tentunya harus menyediakan ruang
bagi peserta didik untuk giat belajar dan tetap berkarya yang sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Dan khususnya semangat untuk mencghargai berbagai perbedaan di
tengah keragaman.
"Kemendikbudristek telah berprinsip untuk memprioritaskan
pendidikan yang sudah Ki Hajar Dewantara gerakan melalui Merdeka Belajar,"
terangnya
Maka dari itu, Merdeka Belajar akan menepatkan kebutuhan
peserta didik sebagai prioritas utama dengan hal yang sesuai aspek
pembelajaran, pendanaan, kualitas sekolah, Sumber Daya Manusia. Melalui
peringatan 1 Abad Tamansiswa ini, akan menjadi pengingat bagi setiap orang tentang
pentingnya meneruskan perjuangan dan cita-cita dari bapak pendidikan nasional.
DYL