"Kemendikbudristek mendukung penerapan PTM 100 persen
dengan mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan capaian pembelajaran,"
ujar Kurniawan pada Kamis (14/4).
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PTM terbatas Kurniawan
memerinci, dari total 55 juta peserta didik usia 6 tahun ke atas sebanyak 88
persen (48,32 juta) sudah menerima vaksin covid-19 dosis satu. Kemudian, 71
persen (39,06 juta) sudah lengkap menerima dosis dua.
Surat Edaran terkait diskresi telah dicabut PTM Kemendikbudristek
juga. Surat Edaran Kemendikbudristek Nomor 22 Tahun 2022 bereisi tentang
Diskresi Pelaksanaan Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
“Kami sangat berharap pendidik dan tenaga pendidikan harus
sehat, salah satunya mereka telah divaksin. Keselamatan dan kesehatan harus
bisa dijalankan dengan baik,” kata Kurniawan.
Ketentuan pelaksanaan PTM 100 persen mengacu SKB 4 Menteri
di antaranya, capaian vaksinasi dosis dua bagi pendidik dan tenaga kependidikan
lebih dari 80 persen. Capaian vaksinasi lansia dosis dua di atas 50 persen dan
vaksinasi peserta didik terus berlangsung.
Lalu, jumlah peserta didik 100 persen dari kapasitas.
Terakhir, lama belajar paling banyak enam jam pelajaran tiap hari.
Kurniawan mengatakan penerapan PTM 100 persen merupakan
solusi untuk memulihkan pendidikan Indonesia akibat hilangnya pembelajaran atau
learning loss yang terjadi selama pandemi covid-19. Penyelenggaraan
pembelajaran daring telah menciptakan penurunan capaian belajar karena terjadi
kesenjangan akses dan kualitas.
"Learning loss telah terjadi dan dalam rangka pemulihan
belajar, Menteri Nadiem (Mendikbudristek Nadiem Makarim) juga menerapkan
Kurikulum Merdeka,” papar Kurniawan.
Suciarti Wahyuningtyas selaku Fasilitator Ibu Penggerak
Sidina Community/Orang Tua Siswa, , menyebutkan bahwa orang tua memiliki peran
krusial mendukung PTM 100 persen. Untuk mengikuti kegiatan belajar tatap muka
langsung tersebut, orang tua perlu memberikan rasa percaya dan aman terhadap
anaknya.
"Orang tua juga diharapkan memberikan contoh baik dalam
penerapan protokol kesehatan sebagai panutan anak-anak. Semoga dengan
pelaksanaan PTM 100 persen dapat mengendalikan learning loss pada
anak-anaknya,” kata Suciarti.
Walisa Tri Agustiningsih selaku Kepala Sekolah SDN Rawa
Badak Selatan 01 serta Koordinator Regional Jawa Komunitas Kami Pengajar, mendukung
kembalinya penerapan PTM 100 persen karena proses pembelajaran akan jauh lebih
efektif dan ikatan emosional yang selama ini belum terjalin dengan maksimal
juga bakal semakin membaik.
“PTM 100 persen menghilangkan rasa kangen siswa dan juga
guru, dalam proses belajar mengajar dan merasakan sekolah yang benar-benar
ramai dengan segala hingar bingarnya. Dengan dilaksanakannya PTM 100 persen
secara nasional mampu membuat semangat dan sinergitas belajar peserta didik
semakin berkembang," kata Walisa
(DYL)