Notification

×

Iklan

Iklan

Menumpuknya Sampah di Indonesia

07 Maret 2022 | Senin, Maret 07, 2022 WIB | Last Updated 2022-03-07T02:07:00Z




Oleh : Regita Dwi Cahyani

Mahasiswa FEB Uhamka 




sampah adalah material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Definisi lainnya adalah benda-benda yang sudah tidak terpakai oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan. Sesuatu yang dihasilkan dari hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang sudah tidak terpakai berpotensi untuk menjadi sisa material buangan. Sisa material tersebut dapat berupa zat cair, padat, maupun gas yang nantinya akan dibuang ke alam.

Kita masih banyak beranggapan bahwa sampah merupakan barang sepele dan membuangnya sesuka hati kita dimana saja kita berada. Tidak jarang kita melihat pemakai jalan raya seenaknya membuang sampah di depan dagangan tanpa merasa risih. Di pinggir jalan terlihat tumpukan sampah yang menyerupai gunung kecil, terpencar-pencar. Di parit-parit juga terlihat penuh oleh bermacam-macam sampah. 

 

Dari kejadian seperti ini bisa dikatakan bahwa masyarakat belum menyadari bahwa sampah yang dibuang ini mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat dan menimbulkan kekumuhan.

 

Sebagian besar sampah tersebut dibuang ke TPA dan dikelola dengan menggunakan metode open dumping dan sanitary landfill. Metode open dumping, sampah dibuang di TPA tanpa ada perlakuan lebih lanjut sedangkan metode sanitary landfill, sampah diratakan dan dipadatkan dengan alat berat kemudian ditimbun dengan tanah. 

Sampah saat ini sudah menjadi masalah di wilayah Indonesia pada Negara berkembang tetapi permasalahan sampah juga terjadi pada di Negara maju. Hari ke hari sampah semakin menumpuk di lingkungan kita dan sering dijumpai. Sampah yang menumpuk, menyebabkan bau pada di lingkungan, sampah sering menimbulkan lalat dan menimbulkan wabah penyakit. 

Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari pasar tradisional, yakni 16,4%. Sebanyak 15,9% sampah berasal dari kawasan. Lalu, 14,6% sampah berasal dari sumber lainnya. Ada 7,29% sampah yang berasal dari perniagaan. Sebanyak 5,25% sampah dari fasilitas publik. Sementara, 3,22% sampah berasal dari perkantoran. 

 

Berdasarkan jenisnya, 39,8% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. Sampah plastik berada di urutan berikutnya karena memiliki proporsi sebesar 17%. Sebanyak 14,01% sampah berupa kayu atau ranting. Sampah berupa kertas atau karton mencapai 12,02%. Lalu, 6,94% sampah berupa jenis lainnya. Sebanyak 3,34% sampah berjenis logam. Ada 2,69% sampah berjenis kain. Kemudian, sampah yang berupa kaca dan karet atau kulit masing-masing sebesar 2,29% dan 1,95%. Adapun, 55,87% sampah berhasil dikelola sepanjang tahun lalu. Sisanya sebanyak 44,13% sampah masih tersisa karena belum dikelola.

 

Hampir seluruh aktivitas manusia kita sering menghasilkan sampah organik dan non organik. Sampah organik adalah sampah yang bisa diurai dan bahkan pada umumnya dapat dimanfaatkan kembali dengan melakukan pengolahan dan pemanfaatan yang tepat, contohnya yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari daun yang kering, kotoran hewan, sisa pengolahan tanaman/sayuran, dan pengolahan makanan. 

 

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang . Sistem daur ulang merupakan sistem yang dapat digunakan dalam penanganan sampah. Ada beberapa cara daur-ulang yang ada, pertama, dengan mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi, atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar guna membangkitkan listik. Kita juga bisa mengunakan sampah yang ada untuk digunakan kembali. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum ,kaleng baja makanan/minuman, botol, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lainnya juga bisa didaur ulang.

 

Limbah dan sampah merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan setiap manusia pasti menghasilkannya dari beberapa aktivitas yang mereka lakukan, baik individu, kelompok maupun aktivitas di dalam suatu tempat usaha. Seiring dengan berjalannya waktu, produksi limbah dan sampah semakin meningkat karena adanya penambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, dan perubahan gaya hidup masyarakat yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan mereka walau hanya sekedar kebutuhan sekunder.

Pemanfaatan limbah dan sampah sudah semestinya menjadi prioritas di era sekarang ini sebelum pencemaran semakin meluas. Perlu adanya gagasan-gagasan dan inovasi-inovasi terkini untuk dapat menanggulangi permasalahan ini. Rencananya Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup melalui Seksi Peningkatan Kapasitas dan Lingkungan Hidup Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan pihak-pihak terkait akan mengubah limbah dan sampah menjadi suatu hal baru yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.


=