Notification

×

Iklan

Iklan

Waspadai Toxic Productivity di Kalangan Remaja

20 November 2021 | Sabtu, November 20, 2021 WIB | Last Updated 2021-11-19T18:02:01Z


Siti Maslihatul Yumna

Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka 


Selama masa pandemi, untuk memenuhi kegiatan sehari hari dengan hal bermanfaat tak jarang remaja saat ini sering mengikuti berbagai kegiatan secara online. Mulai dari webinar, magang dan kegiatan ekstrakulikuler pun diadakan secara daring. Bahkan sampai melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu dan melupakan kegiatan penting lainnya seperti makan. Terutama di jaman yang semakin canggih ini, banyak orang beralasan untuk mengejar perkembangan tersebut tanpa tertinggal. Sehingga mereka saling berlomba lomba mencari kegiatan yang akan menguntungkan mereka ketika masuk ke dalam ranah pekerjaan. Namun bukannya menjadi hal bagus, orang salah mengartikan produktivitas tersebut dan malah menimbulkan kebiasaan baru bernama Toxic Productivity. Toxic productivity sendiri menurut Dr. Julie Smith - seorang psikolog klinis dari Hampshire, Inggris, adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.


Toxic productivity bisa timbul karena kebiasaan kita yang berekspetasi tidak realistis kepada diri kita sendiri sehingga menimbulkan sikap memaksa diri sendiri untuk berusaha diluar kemampuannya tanpa berhenti. Sebenarnya untuk bersikap produktif dalam keseharian itu adalah baik, namun jika sudah melupakan kebutuhan dasar maka akan berbalik menjadi bencana. Dampak yang ditimbulkan pun bermacam-macam, mulai dari timbulnya penyakit karena melupakan kesehatan diri sendiri, merasa stress dan cepat merasa kehilangan minat dengan bidang yang sedang digeluti saat ini. Bukannya meningkatkan kemampuan diri dalam menghasilkan sesuatu, malah justru menurunkan performa kita sendiri.


Maka dari itu sebagai remaja kita harus menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan diri baik secara mental maupun fisik sebelum memaksakan diri dalam bekerja. Salah satunya dengan cara bekerja sebaik mungkin dengan semampunya, memfleksibelkan tujuan kita dengan keadaan kita sehari hari, juga beristirahat sesekali ketika merasa lelah. Tak hanya itu, dengan menerapkan pemikiran Mindfulness juga dapat membantu kita untuk melaksanakan kehidupan sehari hari dengan lebih sehat dan bahagia. Karena dengan itu kita akan menghargai segala hal yang sudah ada di tubuh kita dan mampu menerapkan batasan diri kapan kita harus terus berjuang dan kapan kita harus beristirahat.


=