Notification

×

Iklan

Iklan

Tantangan Profesi Akuntan di Masa Pandemi

14 November 2021 | Minggu, November 14, 2021 WIB | Last Updated 2021-11-14T03:07:00Z




Oleh ; Sheren Angelina

Mahasiswa STIE JIC

Covid-19 merupakan wabah penyakit menular yang muncul secara tiba-tiba dan dengan cepat menggemparkan dunia, memakan banyak korban jiwa, menimbulkan rasa takut dan traumatis, meluluh lantakkan sendi-sendi ekonomi, banyak sektor-sektor bisnis gulung tikar, meningkatnya angka pengangguran dan lain sebagainya. Akan tetapi pemerintah terus berusaha untuk menangani Virus Covid-19 dengan segala macam cara dan memberlakukan pembatasan-pembatasan. Dari masa pandemi ini kita akan mulai memasuki Era New Normal yaitu mulai membaiknya keadaan dan beberapa kegiatan sudah boleh di lakukan dengan aturan.

WFH (Work From Office) adalah salah solusi untuk tetap melanjutkan pekerjaan selama masa pandemi ini, memang sulit untuk melakukan penyesuain namun jika di lakukan secara terus menerus maka akan terbiasa. Saat ini banyak perusahaan yang menetapkan karyawannya untuk bekerja dari rumah, karena untuk mengurangi biaya perusahaan seperti sewa gedung. 

Salah satu tantangan bagi para akuntan dalam membantu proses pemulihan ekonomi melalui less contact economy. Less contact economy adalah penguasaan teknologi digital, dimana teknologi informasi dibutuhkan sebagai alat pengambilan keputusan dan menjadikannya sebagai aset berharga untuk memastikan entitas tetap relevan dalam dinamika ekonomi global. Penguasaan teknologi informasi yang handal, melahirkan: cara kerja, cara berinteraksi dan berkomunikasi, metode pembelajaran, model bisnis, hingga sudut pandang tentang nilai-nilai telah berubah mengikuti platform digital ekonomi dan menjadikan kebutuhan primer pada setiap aspek.

Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan oleh seorang akuntan dalam Era New Normal diantaranya: Bagaimana akuntan harus memiliki perspektif bahwa pada profesi akuntanlah disandarkan terbentuknya kepercayaan dan akuntabilitas yang tinggi dalam struktur perekonomian digital.

Meskipun sekarang tidak bekerja di kantor, akuntan diharapkan mampu mengasah pikirannya seperti mempraktikkan bagaimana transparansi tetap dapat dijalankan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. Bahkan ketika bekerja dari rumah, para akuntan dengan teliti mencari berbagai cara, terkadang berani keluar, menghindari pos pemeriksaan keamanan, untuk sampai ke kantor mereka bertujuan untuk mengamankan dokumen dan data penting yang diperlukan untuk menjalankan fungsinya, meskipun bahaya terpapar virus.

Akuntan profesional mampu menekan sekaligus meminimalisir risiko ekonomi yang di mana dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan yang tidak diharapkan dan menimbulkan risiko-risiko yang dapat memengaruhi keuntungan serta tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Risiko ekonomi ini di antaranya disebabkan karena ketiadaan transparansi keuangan serta minimnya suatu bentuk tindakan pertanggungjawaban. Akuntan harus aktif untuk mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam keuangan perusahaan kepada atasan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


=