Notification

×

Iklan

Iklan

Jika Belajar Daring Berlangsung Lama

04 Agustus 2021 | Rabu, Agustus 04, 2021 WIB | Last Updated 2021-08-04T11:41:48Z



Karya Ilham Jamaludin

Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka

Pendidikan merupakan proses penanaman ilmu pengetahuan dan pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan menjadi modal utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan berkarakter. Kecerdasan setiap orang tentunya berbeda-beda tergantung pada sistem pendidikan yang diterapkan, masalah internal di setiap negara, masalah global, dan faktor-faktor lainnya.

Pada saat ini, pandemi covid-19 membuat aktivitas pendidikan di seluruh dunia terganggu. Setiap negara membatasi aktivitas belajar mengajar di lingkungan sekolah, perguruan tinggi, dan lingkungan pendidikan lainnya. Aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring melalui platform digital institusinya masing-masing ataupun platform digital lain yang mendukung. Tentunya kondisi ini akan berpengaruh terhadap kecerdasan dan kepribadian para pelajar. 

Ketika belajar daring, para pelajar akan fokus kepada perangkat elektronik yang digunakannya. Media pembelajaran seperti buku hanya menjadi pelengkap belajar. Bahkan, tidak sedikit pula pelajar yang tidak memiliki buku karena referensi yang dibutuhkan sudah tersedia di internet. Di satu sisi, kemudahan dalam mendapatkan referensi memang menguntungkan pelajar. Namun, di sisi lain kemudahan itu justru menjadi bumerang. Pasalnya, referensi yang bertebaran di internet sulit dipastikan keautentikannya sehingga para pelajar akan bingung dan berpotensi mendapatkan referensi yang tidak benar.

Dampak dari belajar daring juga terjadi pada kesehatan fisik dan psikologis para pelajar. Kita ketahui bersama bahwasanya belajar daring menuntut para pelajar untuk menatap layar gawai dalam waktu yang cukup lama. Pembelajaran tidak akan berjalan jika tidak menggunakan gawai karena semua informasi dari pengajar diperoleh melalui perangkat tersebut. Kondisi ini akan menurunkan fungsi penglihatan secara perlahan. Mata yang terlalu sering melihat layar gawai akan mudah lelah, kering, dan timbul masalah lainnya. Selain itu, kejenuhan dalam belajar juga akan mudah terjadi. Para pelajar tidak bisa bertegur sapa dan berinteraksi dengan baik dengan pengajar dan teman-temannya. Tentunya kondisi ini akan berpengaruh buruk terhadap kondisi psikologis para pelajar, terutama para pelajar tingkat bawah yang masih sangat membutuhkan lingkungan belajar yang asyik dan nyaman.

Hal yang lebih mengkhawatirkan dari dampak belajar daring adalah adanya penurunan kualitas para pelajar. Proses pembelajaran hanya fokus pada pemberian materi dan tugas semata. Diskusi dan tanya jawab antar pelajar dan pengajar sangat jarang dilakukan. Padahal, proses pembelajaran  yang interaktif itu sangat efektif dan dibutuhkan oleh para pelajar. Mereka akan lebih mudah menerima ilmu yang diberikan dan mendapat jawaban yang valid ketika ada materi yang masih perlu ditanyakan. Tidak hanya itu, belajar daring juga membuat para pelajar tidak bisa mengembangkan kepribadian dan keterampilannya. Kepribadian dan keterampilan yang seharusnya dapat berkembang karena mengikuti berbagai kegiatan di lingkungan pendidikan tidak bisa mereka peroleh. Hanya duduk dan belajar di depan layar gawai yang bisa mereka lakukan.

Kegiatan belajar daring tidak dirasakan oleh satu negara saja, melainkan semua negara di dunia. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama, maka sangat dimungkinkan kualitas sumber daya manusia akan menurun. Pada akhirnya, zaman yang penuh dengan peradaban ini akan kembali ke kondisi semula, yaitu zaman yang penuh dengan kebodohan. 


=