Notification

×

Iklan

Iklan

FKIP Uhamka Gelar Pelatihan Bela Negara kepada Mahasiswa

14 Juni 2021 | Senin, Juni 14, 2021 WIB | Last Updated 2021-06-14T06:37:34Z

 



Serambiupdate.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka menggelar Pelatihan Bela Negara dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Menghadirkan narasumber yaitu Dr. Desvian Bandarsyah, M. Pd selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Mubarak Ahmad, M. Pd selaku Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, M. Pd, dan Hari Naredi, M. Pd selaku Wakil Dekan III Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka yang dimoderatori oleh peserta Pelatihan Bela Negara FKIP UHAMKA yaitu Syahira dan Musnika.

 

Pelatihan Bela Negara FKIP UHAMKA dibuka dengan memberi sambutan oleh Hari Naredi, M. Pd selaku Wakil Dekan III FKIP UHAMKA.

 

“Konsep bela negara sebagai mahasiswa menggunakan perannya untuk ikut aktif dalam memberikan tanggapan dalam permasalahan sosial dan ditengah arus globalisasi, wawasan umum mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan serta menciptakan generasi dengan kesadaran Nasionalisme dan berbangsa yang akan terwujud dimasa depan dengan kegiatan-kegiatan intelektual. Semangat Nasionalisme harus dibangun secara konsisten oleh Mahasiswa sebagai agent of change sebagai social control sehingga mampu menjaga situasi ideal pada kehidupan bermasyarakat, melalui Nasionalisme sebagai landasan semangat bernegara dan berbangsa.” Ucap Hari Naredi, M. Pd, (12/06).

 

Ahmad Ruslan, M. Pd selaku Master Of Training menjelaskan tujuan dasar serta hasil yang akan didapat oleh peserta dan FKIP UHAMKA dalam kegiatan Bela Negara FKIP UHAMKA.

 

“Konsep bela negara yang dibangun oleh FKIP UHAMKA memiliki tujuan untuk merawat toleransi ditengah masyarakat yang majemuk sesuai dengan gerakan Muhammadiyah yang berusaha untuk merawat perdamaian, kegiatan bela negara memiliki indikator pencapaian pada bidang pendidikan, lingkungan hidup dan kesehatan, dan ekonomi kreaktif. Output yang didapat dalam bentuk pengalaman project based learning, portofolio kapasitas diri, prospektus prestasi mahasiswa kategori non lomba, dan rencana kegiatan berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).” Ucap Ahmad Ruslan M, Pd, (12/06).

 

Dr. Desvian Bandarsyah, M. Pd selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka memberikan pemahaman mengenai pendidikan berkemajuan yang diperlukan oleh Mahasiswa FKIP UHAMKA sebagai calon pendidik, peran Mahasiswa sereta peran calon harus mengalami peningkatan serta memberi manfaat sebagai wujud bela negara yang dilakukan oleh Mahasiswa FKIP UHAMKA.

 

“Pendidikan berkemajuan dengan semangat berbasis mencerahkan serta bersifat progesif mampu diwujudkan melalui kegiatan pelatihan bela negara dengan tujuan untuk mengembangkan prespektif bernegara yang mulai mengalami masalah melalui degenerasi oleh anak bangsa, sebagai calon guru perlu untuk memiliki prespektif tentang negara melalui kegiatan bela negara. Nasionalisme merupakan puncak dari bela negara yang dilandasi oleh semangat mencintai negara ditengah perkembangan globalisasi, konsep bela negara lahir atas akar nasionalisme sejak abad ke-18 ditandai dengan kesadaran cinta tanah air serta produk budaya bangsa yang harus dirawat dan dikembangkan, semangat Nasionalisme menciptakan kesadaran berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan serta cita-cita bangsa.” Ujar Dr. Desvian Bandarsyah, M. Pd, (12/06).

 

Mubarak Ahmad, M. Pd memberikan materi mengenai konsep dasar bela negara sebagai landasan pengetahuan kognitif yang diperlukan oleh Mahasiswa sebagai pondasi dalam melakukan pergerakan dengan tujuan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

 

“Bela negara membentuk sikap mental, perilaku dan perbuatan terkait menjaga kedaulatan dan keutuhan negara serta menjaga keselamatan yang menjadi tiga dimensi dalam bela negara dilandasi oleh rasa cinta tanah air. Komponen bangsa terdiri komponen utama merupakan TNI, komponen cadangan merupakan warga negara, sumber daya alam, sumber daya bangsa, sarana dan prasarana nasional, dan komponen pendukung merupakan garda bangsa, tenaga ahli, industri nasional dan lain sebagainya. Dengan jelas bela negara dijelaskan oleh pasal  1 angka 11 UU No. 23 Tahun 2019 Tentang PSDN untuk Hanneg “Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan negara yang dijiwai Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahn 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman”. Bela negara hadir sebagai ideologi memberikan fasilitas atau menunjang membentuk ide yang mempengaruhi tindakan dan berpikir guna mencapai tujuan bangsa, hadir sebagai ideologi secara dinamis bukan menjadi dogma yang bersifat absolut. konsep dasar bela negara sebagai Mahasiswa berperan menjaga kedaulatan negara dengan pemahaman Tri Gatra dan Panca Gatra sebagai nafas pergerakan.” Tutur Mubarak Ahmad, M. Pd, (12/06).

 

Hari Naredi, M. Pd memberikan pemahaman mengenai moderasi kehidupan berbangsa dan bernegara (inklusifitas- sikap bhineka tunggal ika) sebagai penghubung yang koheren terhadap Mahasiswa selaku warga negara memiliki tanggung jawab moral dalam ikut andil melakukan bela negara, ketika mulai tumbuh permasalahan sosial yang menjadi potensi menggangu ketertiban umum maka moderasi dibangun dengan nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara dengan menjaga kedaulatan negara dan kemakmuran rakyat secara menyeluruh.

 

“Negara memberikan fasilitas untuk menunjang kehidupan sosial masyarakat serta melindungi ketertiban umum dan tatanan yang teratur, moderasi merupakan landasan menjaga ketertiban umum melalui komitmen bersama untuk menjaga toleransi ditengah masyarakat multikultural. Mudah terprofokasi dalam geliat media massa yang cukup banyak hoax akibat tidak mampu memahami berita-berita yang diasjikan menjadi dan kurang mengenal kebudayaan bangsa menjadi kelemahan bagi masyarakat untuk menjaga semangat moderasi. Masyarakat majemuk menjadi kelebihan atas keberagaman Indonesia yang terikat oleh Pancasila sebagai nilai luhur bangsa, merawat persatuan dengan rasa toleransi serta nilai luhur pancasila. Nilai-nilai moderasi menjadi relasi yang menghubungkan peran Mahasiswa selaku warga negara untuk ikut bertanggung jawab dalam melakukan bela negara.” Ujar Hari Naredi, M. Pd, (12/06).

 

Kegiatan Bela Negara FKIP UHAMKA melahirkan harapan baru dengan menumbuhkan serta meningkatkan kembali semangat Nasionalisme didalam nafas FKIP UHAMKA, peran warga negara dalam menjaga ketertiban umum dan kedaulatan negara harus dimulai dengan pondasi yang kokoh ditandai oleh semangat cinta tanah air sebagai bentuk kesadaran Nasionalisme dan menumbuhkan tanggung jawab moral mendukung mencapai tujuan bangsa sebagai warga negara merupakan bentuk kesadaran berbangsa. 

=