Karya Wima Septiani Rizky
(Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UHAMKA)
/1/
Detik arloji berdenting atas 3.600 detik
Menyalurkan sadar kepada punggung penentu bangsa
Kelak menjadikannya sekutu untuk peradaban dunia
Melalui jalan pengajaran yang diketauhinya pasti
/2/
Namun, gelap katanya
Seperti lubang hitam yang tak tahu ujungnya
Kata punggung penentu bangsa berselimut sesal
Sebab terlena pikat buah semu yang menjadikannya pensiun
dari jalan pengajaran yang berbuah nyata
/3/
Oleh karenanya, derap langkah di pelosok kota yang
termantrai
doa penghunjung malam
Melaju yakin menyongsong kebodohan di muka
Mengeksekusi semangat juang dengan sepatu hitam beralas tipis
untuk menuju tempat lahirnya cendekiawan
/4/
Semoga kan dapat dipetik
Buah manis nyata bagi sang penentu bangsa
Agar kelak menginspirasi puan tuan
Supaya tetap berada di jalan pengajaran