Serambiupdate.com Pasca
bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh di akhir November membuat
aktivitas masyarakat Aceh lumpuh hampir sepenuhnya.
Berbagai
janji manis telah dikeluarkan pemerintah tapi janji hanya sebatas isapan jempol
belaka.Mualem orang nomor 1 Aceh telah berjuang berbagai cara agar masalah ini
dapat segera teratasi.
Beberapa
daerah di Aceh seakan menjadi daerah yang terisolir padahal bencana yang
melanda di beberapa daerah di Sumatra terjadi hampir bersamaan. Namun hingga
hari ini Aceh masih gelap. Bahkan Ibu kota aceh tepatnya Banda Aceh sebagai
daerah yang tidak terdampak bencana banjir dan tanah longsor ikut serta
merasakan gelapnya penanganan pemerintah dalam menyikapi bencana ini.
Berbeda
dengan daerah terdampak lain di Sumatera Utara seperti Tapanuli Tengah, Medan
tidak merasakan mati listrik hampir 1 minggu lamanya.
Aneh
rasanya membaca pernyataan pusat yang katanya mampu menyelesaikan permasalahan
bencana ini tapi nyatanya hal ini terjadi berlarut-larut tanpa kita tau sampai
kapan dapat teratasi.
Akses
jalan yang masih terputus membuat bantuan logistik sulit masuk ke camp-camp
pengungsian. Tidak hanya itu jaringan komunikasi, BBM, sembako dan LPG menjadi
barang langka yang sulit didapat masyarakat Aceh sampai hari ini.
Pertanyaannya
sederhana? Sampai kapan pemerintah merasa sanggup menyelesaikan ini? Padahal
berkaca dari musibah gempa dan Tsunami Aceh 2004, bantuan nasional dan
internasional lah yang mempercepat perbaikan kondisi pasca bencana yang hampir
sama dahsyatnya dalam kurun waktu beberapa dekade terakhir.
Menjadi
Aceh harus sabar. Bak sudah jatuh tertimpa tangga, masyarakat Aceh merasakan
penderitaan berlipat ganda. Selamat dari bencana belum tentu selamat dari
kelaparan.
Setelah
semua ini usai, PR besar pemerintah Nasional maupun lokal adalah harus tegas
dalam mengatur dan menjalankan kebijakan tata kelola lingkungan hidup khususnya
hutan.
Sudah
saatnya pemerintah cepat dan tepat dalam menyelesaikan permasalahan ini. Agar
luka lama tidak terbuka lagi.
Masalah
Aceh bukan bencana banjir dan tanah longsor. Masalah Aceh adalah terlalu baik
untuk pusat namun yang diberikan adalah bencana tanpa solusi yang cepat.
Masalah Aceh bukan hanya rentetan bencana, masalah Aceh adalah kesenjangan
sosial yang membuat daerah ini harus siap dimiskinkan dan digelapkan. Semoga
Aceh cepat terang, semoga Aceh kembali tenang.
Oleh:
Khairul Fahmi (Penulis Blogger, Anggota Komunitas Sahabat Rimba)
