Serambiupdate.com - Dunia pendidikan Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, hadapi krisis serius pasca-banjir bandang akhir pekan lalu yang tewaskan 31 orang dan rusak ribuan rumah. Ribuan siswa korban bencana terpaksa kembali bersekolah tanpa seragam, sepatu, tas, maupun buku karena seluruh perlengkapan rusak atau hilang.
Proses belajar mengajar diaktifkan kembali melalui surat edaran pemerintah daerah. Kondisi ini sangat memukul keberlangsungan pendidikan, terutama di SMP Negeri 1 Meureudu di mana sekitar 60 persen siswanya merupakan korban banjir yang kehilangan seluruh perlengkapan sekolah (11/12).
Ironisnya, respons pemerintah terhadap kebutuhan dasar siswa korban masih minim. Para siswa mengaku hingga kini lebih banyak menerima bantuan dari sesama warga di lokasi pengungsian ketimbang dari instansi pemerintah.
Kepala SMP Negeri 1 Meureudu, Azizah, nilai lambannya penyediaan seragam dan perlengkapan sekolah tunjukkan krisis perhatian terhadap pendidikan pascabencana. "Lambannya respons terhadap kondisi siswa korban banjir menjadi indikator krisisnya perhatian terhadap dunia pendidikan pascabencana," tegas Azizah.
Situasi genting ini mengancam masa depan pendidikan 15.236 jiwa yang masih bertahan di pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya.
