 Serambiupdate.com - Komunitas Akasia menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum
Kepenulisan dengan mengangkat tema Merangkai Kata, Menebar Makna yang
merupakan kerja sama dengan Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin dilaksanakan
di Aula PDS HB Jassin Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Senin (27/10).
Serambiupdate.com - Komunitas Akasia menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum
Kepenulisan dengan mengangkat tema Merangkai Kata, Menebar Makna yang
merupakan kerja sama dengan Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin dilaksanakan
di Aula PDS HB Jassin Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Senin (27/10).Acara ini berkolaborasi dengan beberapa komunitas yang
mencakup, Madrasahdigital.co yang memang masih memiliki irisan yang kuat dengan
dunia literasi. Selain itu, ada juga acara ini melibatkan kolaborator dan
sponsor, antara lain Penerbit Irfani, Komunitas Galeri Sastra, EcosystIMs
Jakarta, SerambiUpdate.com, GhirahBelajar.com, dan pdmdepok.com.
M. Wildan selaku Wakil Rektor II Universitas Pamulang hadir
sebagai narasumber dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan perihal pentingnya kaum
muda untuk menulis, riset dan publikasi serta mengajak para peserta untuk
termotivasi mulai menulis sedini mungkin. 
"Menulis adalah bekerja untuk keabadian, kata Pram.
Setiap riset yang ditulis adalah warisan pengetahuan untuk masa depan. Kalau
kita tidak punya harta benda untuk diwarisakan, maka wariskanlah tulisan,"
ujar Wildan. 
Selanjutnya, yaitu sesi materi tentang menulis esai di media
massa yang disampaikan oleh Ahmad Soleh, yang merupakan penulis, pegiat
literasi, sekaligus pendiri Penerbit Irfani. Soleh membagikan kiat-kiat
menumbuhkan semangat menulis dan impact dari menulis bagi diri dan lingkungan.
Ia berbagi tips agar esai yang dimuat mampu menjadi inspirasi bagi sesama.
Selanjutnya, Syahrul Ramadhan yang memaparkan materi
mengenai menulis puisi dan untuk publikasinya. Hal tersebut menjadi motivasi
bagi penikmat puisi agar mampu menghadirkan puisi yang bermakna, bukan hanya
sebatas memenuhi kaidah kepenulisan, tapi sampai menyentuh perasaan pembaca. 
“Dalam menulis puisi, kita harus memperhatikan makna
mendalam dari setiap bait yang kita tulis. Jangan asal buat sastra puisi, namun
harus bermakna dan menyentuh hati,” ucap Syahrul.
 
 
 
 
