Oleh : Andika Surya Putra
Mahasiswa FEB
UHAMKA
Quarter
Life Crisis bukan hanya sekadar mitos. Bagi banyak
mahasiswa, Kondisi ini adalah momen krusial yang menguji ketahanan mental dan
emosional.Quarter life crisis, atau krisis seperempat abad merupakan
kondisi emosional yang dialami oleh anak muda pada masa transisi atau
perpindahan dari remaja menuju dewasa awal. Kondisi ini terutama dialami pada
rentang usia 20-29 tahun. Apa saja yang dapat dialami mahasiswa saat mengalami
kondisi quarter life crisis.
Pertama,
ada ketidakpastian identitas atau krisis identitas. Muncul kebingungan tentang
identitas dan tujuan hidup. Mahasiswa sering merasa bingung apa yang diinginkan
mereka dalam hidup dan kemana tujuan mereka selanjutnya. Ditindai dengan
munculnya pertanyaan seperti “Apa tujuan hidup saya?”
Kedua,
yaitu krisis karier. Sering mucul pertanyaan pada pikiran mahasiswa apakah
karier yang mereka ambil adalah yang terbaik. Akankah pekerjaan yang akan
mereka kerjakan dapat memenuhi ekspektasi mereka? Quarter life crisis
dapat membuat mereka ragu dengan pilihan karier tersebut. Mereka juga merasa
tidak siap untuk menghadapi dunia kerja.
Ketiga,
ada hubungan sosial. Mahasiswa merasa kesulitan menjalin dan mempertahankan
sebuah hubungan pertemanan. Hubungan dengan pasangan dan juga keluarga juga
termasuk didalamnya. Mereka merasa sendiriaan dan bahkan menganggap dirinya
tidak layak untuk dicintai. Lalu, ada perasaan tertekan, quarter life crisis
juga membuat para mahasiswa mengalami perasaan tertekan. Mereka merasa terjebak
dengan ekspektasi orang tua dan dengan ambisi pribadi. Mereka khawatir tentang
masa depan dan merasa tidak siap untuk menghdapinya.
Terakhir,
ada tekanan pilihan, quarter life crisis bisa menempatkan mahasiswa
berada di persimpangan pilihan. Mereka harus memilih antara jurusan kuliah yang
akan diambil, karier yang akan ditempuh, dan juga kehidupan sosial. Pilihan
tersebut dapat membuat mereka merasa cemas dan terbebani. Apakah keputusan yang
diambil akan membawa ke arah yang benar? Hal tersebut menunjukkan mahasiwa
sedang berada di fase quarter life crisis.
Quarter
life crisis masih bisa diatasi. Menurut penelitian ada
beberapa hal yang dapat mengurangi efek dari quarter life crisis.
Mahasiswa perlu mengenali diri mereka sendiri, dan berhenti membandingkan diri
sendiri dengan orang lain. Dengan kesadaran dan upaya, mereka dapat mengatasi
tantangan ini dan berkembang menjadi dewasa yang lebih kuat dan bijaksana.
Ingatlah, quarter life crisis adalah fase sementara yang pasti bisa
dilalui.