Notification

×

Iklan

Iklan

AL-BARI’ Ramadan Bersama Asmaulhusna

26 Maret 2024 | Selasa, Maret 26, 2024 WIB | Last Updated 2024-03-25T23:46:40Z

Oleh: izzarohman

Manusia sering peduli dengan fisik dan bentuknya. Ia acap melihat kekurangan pada bentuk dan fungsi fisik makhluk selainnya, tapi juga kerap melihat sisi tak sempurna dalam fisiknya. Melihat fisiknya manusia bisa merasa sangat bangga dengan keelokannya, tapi juga bisa merasa sangat tidak percaya diri atau merasa harus memperbaikinya, dan berusaha keras mengubahnya. Manusia membutuhkan Tuhan yang kuasa membuat rancangan fisik ciptaan sesuai dengan kesempurnaan ilmu dan kehendak-Nya.

Dalam al-Qur’an tiga kali Allah disebut al-Bari’. Salah satunya di surah al-Hasyr ayat 24: Huwallahul-khaliqul-bari’ul-mushawwiru lahul-asma’ul-husna. Dialah Allah Yang Maha Menciptakan, Maha Mengadakan, Maha Membentuk rupa. Milik-Nya-lah nama-nama indah.

Allah adalah Sang Perancang ciptaan. Dia mengetahui makhluk sebelum penciptaannya. Dia menentukan ukuran-ukuran makhluk, berikut pengaturannya, sebelum penciptaannya. Tidak ada fisik makhluk kecuali Dialah yang mengadakannya, tanpa bahan, contoh ataupun campur tangan dari selain-Nya. Tidak ada bentuk fisik makhluk yang berbeda-beda, kecuali Dia telah mengetahui dan merancangnya. Tidak ada yang terjadi pada ciptaan-Nya kecuali Dia telah mengetahui dan menghendakinya. Ilmu-Nya meliputi makhluk sebelum wujudnya, dan tidak ada yang memberi wujud makhluk selain-Nya.

Allah adalah Pencipta makhluk hidup. Dialah Pencipta dari makhluk yang berbentuk, yang tumbuh, yang bergerak, yang dinamis, dan yang mengalami fase hidup dan mati. Tak ada keragaman fisik makhluk kecuali Dialah yang membuatnya. Tak ada makhluk yang berubah-ubah kecuali Dialah yang menghendaki dan mengetahuinya.

Allah adalah Pencipta manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. Pengetahuan-Nya tentang fisik manusia adalah sempurna. Tidak ada variasi bentuk manusia yang bukan merupakan rancangan-Nya. Tidak ada perkembangan fisik manusia yang bukan merupakan bagian dari ilmu dan kehendak-Nya yang sempurna.

Hamba al-Bari’ tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri tapi tidak menyombongkan fisik, rupa, bentuk, dan penampilannya. Ia rendah hati tapi tidak minder dengan keadaan fisiknya. Ia tidak merendahkan fisik orang lain, ataupun menilai orang berdasarkan tampilan fisiknya.

“Ya Allah al-Khaliq al-Bari’ al-Mushawwir, berilah kami ketenangan menghadapi takdir, dan keberserahan menerima tadbir. Anugerahilah kami kesehatan dan kemaslahatannya, serta umur panjang dan kemanfaatannya.” 

=