Serambiupdate.com - Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 membuka berbagai pameran, pergelaran, pemutaran film, sampai diskusi publik tersebar di 40 titik seperti Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan. Melalui dengan kegiatan pameran ini Kemendikbudristek mengajak generasi muda untuk bisa memperkenalkan kearifan lokal dan kebudayaan melalui kegiatan Penguatan Karakter Siswa Mandiri melalui Kreasi Seni (Presisi).
Dengan adanya kegiatan pameran ini lahir pemikiran bahwa seni atau budaya bisa menjadi metode dalam proses pembelajaran dinilai mampu sebagai pemecah permasalahan di dunia pendidikan. Tujuan kegiatan ini sebagai ajang bagi peserta didik untuk memperkuat peserta didik yang mandiri dan mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar.
Semenjak tahun 2020, sebanyak 225 sekolah di 13 kabupaten/kota di 12 provinsi sudah menerapkan program tersebut sebagai model pembelajaran. Media yang digunakan berbasis seni sebagai ekspresi pengetahuan. Terdapat siswa dari SMPN 1 Ambon bernama Virginia ia bersama timnya membuat sebuah karya yaitu Air Keran kreatif (Angker).
Virginia selaku ketua dari tim pembuat Angker menjelaskan karya yang dibuat terinspirasi dari sulitnya mendapatkan air bersih meskipun berada di dekat sumber air. Banyak dari mereka terpaksa membeli air “oto tangki” yang harganya mahal. Bersama timnya berinisiatif membuat sebuah alat yang mampu mengubah air hujan dan air sungai menjadi layak dipakai untuk warga sekitar.
“Alat Angker ini diperuntukan sebagai solusi menjawab kekurangan air bersih dikampung-kampung yang mengalami kekeringan. Fungsi alat ini sebagai penyaring untuk air-air yang kotor dan tidak layak konsumsi seperti air hujan atau air Sungai yang keruh sehingga menjadi bersih dan dapat digunakan sehari hari,” ucap Virginia.
Selain itu, Virginia juga menjelaskan bahan-bahan Angker berupa bahan alami dan barang layak pakai contohnya, botol air mineral bekas, arang, pasir, batu, tisu, kerikil, dan kapas. Terdapat jenis 2 Angker yang Virginia buat yaitu Angker warga dan Angker pameran di sekolah.
“Warga untuk saat ini menggukan angker sebagai penyaring air hujan dengan diletarakan di ember, ada juga yang digunakan untuk sekolah yang diletakan di kolam ikan dimana airnya disedot untuk menyiram taman,” tuturnya.
Nabila Farkhah/GJF