Serambiupdate.com Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan agar
mampu menghasilkan generasi penerus yang kompeten dan mampu menghadapi
tantangan zaman. Upaya ini perlu didukung dan perlu dilakukan oleh semua pihak
termasuk juga lembaga pendidikan swasta.
Wali Kota Bogor
Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa dalam pengelola pendidikan wajib memahami
warga sekolah, apalagi siswa sekarang berasal dari Gen Z yang memiliki akses
informasi sangat luas, bersifat kritis, cerdas, dan berani berpendapat. Selain itu, hal yang penting untuk mengelola
lembaga pendidikan adalah leadership
yang kuat serta kemampuan manajerial yang komponen.
"Sekolah
harus fokus pada pendidikan atau nilai karakter, karena karakter Generasi Z
saat ini terutama dalam hal kesehatan mental mereka dikenal sebagai generasi strawberry karena
yang tampak dari luarnya bagus, punya penampilan menarik, wawasan luas, namun
lembek di bagian dalam jika terkait hal karakter," kata Bima Arya dalam
Seminar Nasional 'Optimalisasi Kapasitas Penyelenggara Sekolah Swasta dalam
Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan' di Aula Sekolah Cahaya Rancamaya Kota
Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Selain itu, Bima
Arya juga menyoroti dan mendorong minat membaca pada siswa agar menjadi
kebutuhan yang urgensinya sudah sangat tinggi. Dalam hal ini, Peranan sekolah
diharapkan dapat mendukung munculnya budaya minat baca.
"Perlu
didorong untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak didik kita,"
ungkapnya dalam acara yang dihadiri 200 orang secara luring tersebut.
Dalam hal ini, Guru
besar Sekolah Pascasarjana Unpak, Soewarto Hardhienata juga mengatakan, bahwa untuk
mengoptimalkan kinerja organisasi pendidikan membutuhkan pemahaman komprehensif
mengenai perilaku organisasi, salah satunya kualitas pelayanan. Mengkaji
hasil-hasil penelitian mengenai perilaku organisasi karena akan membantu
menyusun strategi peningkatan kualitas layanan lembaga pendidikan.
"Hasil
penelitian tentang organisasi pendidikan telah banyak kami lakukan dan hasilnya
dapat menjadi salah satu rujukan bagi para pengambil kebijakan, penyelenggara
sekolah dalam rangka peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah-sekolah
yang diselenggarakan oleh yayasan-yayasan," tuturnya.
Sedangkan Ketua
Forum Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Pakuan, R Agus Sriyanta, menekankan peran vital yang dimainkan oleh
sekolah swasta untuk mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia. Sekolah swasta
tidak hanya menyediakan alternatif bagi orang tua dalam pemilihan pendidikan
bagi anak-anak mereka, tetapi juga harus ikut berkontribusi pada peningkatan
mutu layanan pendidikan secara keseluruhan.
"Penyelenggara
sekolah swasta harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap mutu
layanan pendidikan dan harus selalu melakukan upgrading atau pembaharuan sesuai
dengan perkembangan zaman," lanjutnya.
Ketua Yayasan
Prawitama, Itasia Dina Sulvianti berbagi pengalaman tentang bagaimana ia
pertama kali dalam mendirikan SMK Wikrama, hingga bisa tercapai dan berhasil
untuk meraih berbagai penghargaan tingkat nasional dan internasional. Ita yang
kerap kali memberikan seminar dan berbagi pengalamannya mendirikan SMK yang
telah ada di 5 lokasi berbeda di beberapa daerah. Selain itu, ia juga
menekankan optimisme yang menjadi hal yang paling utama dalam keberhasilan ia untuk
mendirikan SMK.
Plt Kepala Pusat
Prestasi Nasional (Puspresnas) Hendarman berpesan bahwa perlu mengangkat
keunggulan dan prestasi sekolah swasta. Penyelenggara sekolah swasta perlu
memunculkan prestasi sebagai ikon unggul dan sebagai refleksi kepastian
pelayanan mutu pendidikan.
"Prestasi
sekolah swasta tidak kalah dari sekolah negeri dalam berbagai ajang. Sekolah
swasta harus melakukan transformasi organisasi dengan memperhatikan komponen
perilaku, struktur, dan proses
(komunikasi dan pengambilan keputusan)," ungkap Hendarman.
Dalam hal ini, Puspresnas
juga telah menyediakan kesempatan yang begitu besar untuk semua sekolah agar
bisa memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) sebagai pangkalan
data talenta nasional yang mendukung pencatatan dan pemetaan talenta nasional
yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Selain itu, Seminar
yang diadakan Sekolah Cahaya Rancamaya Bogor, berkolaborasi dengan Forum Doktor
Manajemen Pendidikan Universitas Pakuan, Badan Musyawarah Pendidikan Swasta
(BMPS) Kota Bogor tersebut mempertemukan para pemangku kebijakan, akademisi,
praktisi pendidikan, dan pemimpin sekolah swasta dari berbagai yayasan
penyelenggara sekolah.
"Kegiatan
ini diadakan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas lagi mengenai
pengelolaan sekolah khususnya dalam peningkatan mutu layanan pendidikan,"
kata Direktur Pendidikan Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School, Ari Rosandi.
Seminar ini juga
mengupas dan membahas tentang solusi dalam menghadapi tantangan dan
mengidentifikasi peluang dalam dunia pendidikan swasta di Indonesia. Selain itu,
seminar ini juga membahas dalam berbagai
aspek penting dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan, dengan fokus pada
penyelenggaraan sekolah swasta.
"Dengan
terselenggaranya seminar nasional ini, diharapkan bahwa penyelenggara sekolah
swasta di Indonesia akan lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan
pendidikan," katanya.
Ade Rosandi
menambahkan, kegiatan semacam ini perlu terus untuk dilakukan dan dilaksanakan
agar berbagi praktik baik dari para penyelenggara pendidikan swasta, kepala
sekolah, pemegang kebijakan (pemerintah), dan akademisi untuk tujuan
mengoptimalkan layanan pendidikan sekolah swasta di Indonesia. Ini merupakan
sebuah langkah positif dalam membangun jaringan dan kolaborasi yang akan
mendukung pengembangan pendidikan di masa mendatang.
"Di BMPS
sebagai sebuah organisasi perguruan sekolah swasta, kami melihat latar belakang
kita ini menempatkan sekolah swasta ini adalah mitra pemerintah yang juga harus
membantu pemerintah menjamin hak pendidikan masyarakat," jelas Ketua BMPS
Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat.
Dalam perjalanan
mengelola sekolah, memang ada tantangan yang dihadapi, baik dari internal
maupun eksternal, seperti keterbatasan sumber daya manusia, kebutuhan sarana
prasarana dan pendanaan. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan tersebut
dirinya menghadirkan narasumber yang tidak hanya pandai secara teoritis, tapi
juga praktik baik dan benar dalam mengelola sekolah.
(Ananda DA/Dyl)