Notification

×

Iklan

Iklan

Muhammadiyah Praktikkan Hidup Harmonis di Tengah Perbedaan, Dekan FAI Uhamka Bahas Istilah KrisMuha

21 Juni 2023 | Rabu, Juni 21, 2023 WIB | Last Updated 2023-06-21T07:19:57Z


Serambiupdate.com - Kristen Muhammadiyah atau KrisMuha akhir-akhir ini hangat menjadi perbincangan publik. Banyak yang memberikan tanggapan dan komentar terkait arti kata KrisMuha ini. Pemicu ini berawal dari buku yang berjudul Kristen Muhammadiyah karya penelitian Abdul Mu’ti, Sekretaris PP Muhammadiyah dan Fajar Riza Ul Haq.

 

Ada yang berasumsi bahwa KrisMuha adalah penggabungan akidah Muhammadiyah dengan ideologi Kristen. Tetapi, berdasarkan pemaparan dari Abdul Mu’ti pada saat launching buku tersebut di Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tanggal 22 Mei 2023 lalu yang turut dihadiri oleh dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka), Ai Fatimah Nur Fuad, istilah ini merujuk pada simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen.  Mereka memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah karena adanya interaksi dan komunikasi yang bersifat rutin dan intens karena warga Kristen ini berada dalam lingkungan pendidikan Muhammadiyah. Dalam proses pembelajran yang berlangsung sehari-hari, mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ideologis agama Kristen.

 

Maraknya perbincangan mengenai KrisMuha tersebut, Ai Fatimah Nur Fuad selaku Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) memberikan tanggapannya bahwa salah satu visi misi Muhammadiyah adalah menerapkan nilai profetik. Nilai profetik ini merupakan nilai kenabian yang mengajarkan manusia berinteraksi dengan spektrum pergaulan yang luas melintasi batas-batas ideologis, ras, dan suku. Dalam konteks lingkungan pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi di Muhammadiyah dan ’Aisyiyah yang tersebar di berbagai kota dan daerah di Indonesia dianjurkan untuk menerima dan menyambut baik siswa dan mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, ras dan suku yang beragam. Dalam hal ini, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah berpendapat pendidikan adalah bersifat universal dan tidak memandang perbedaan.

 

“Maka dari itu, salah satu dakwah Muhammadiyah adalah mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam bidang pendidikan. Sudah banyak sekolah hingga perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar luas di Indonesia turut memajukan bangsa dan Negara. Muhammadiyah turut membumikan nilai-nilai Islam Rahmatan lil ‘Alamin yang toleran, menghargai perbedaan dan mempraktekkan hidup harmonis dalam perbedaan” tutur Ai Fatimah.

 

Sehubungan dengan istilah KrisMuha, keberadaan Muhammadiyah di seluruh penjuru Indonesia, termasuk di lingkungan minoritas Muslim turut memperkuat sikap Muhammadiyah dalam berhadapan dengan kemajemukan agama dan budaya yang ada ditengah bangsa Indonesia. Sikap Muhammadiyah dilingkungan minoritas Muslim ini tentu merupakan wujud konkrit kerukunan antar umat beragama.

 

“Sebenarnya dengan adanya KrisMuha ini menandakan kerukunan dan toleransi yang terjalin antara agama non muslim atau Kristen dengan Islam atau lembaga pendidikan Muhammadiyah. Selain itu, interaksi atau simpati mereka kepada Muhammadiyah tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut agama Kristen yang taat,” ungkap Ai Fatimah

=