Notification

×

Iklan

Iklan

Sidang Eksekutif Mabbim ke-59 Kembali diselenggarakan untuk Perkuat Kebahasaan Tiga Bahasa

31 Mei 2023 | Rabu, Mei 31, 2023 WIB | Last Updated 2023-05-31T04:13:29Z

 


Serambiupdate.com
Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia telah sepakat untuk mengadakan Sidang Eksekutif Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim) ke-59. Acara tersebut diselenggarakan dari tanggal 23 hingga 27 Mei 2023 di Bogor, Jawa Barat. Acara tersebut dihadiri oleh direktur dan anggota Mabbim Malaysia dan Brunei Darussalam serta dipimpin oleh delegasi Mabbim Indonesia sebagai tuan rumah.

 

Setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam sepakat untuk kembali menggelar Sidang Eksekutif Mabbim. Kegiatan ini berperan penting dalam mempererat kerjasama bahasa antara Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Kolaborasi ini penting dilakukan untuk menjawab dinamika zaman yang begitu cepat dan menuntut munculnya berbagai perkembangan di bidang bahasa.

 

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz selaku Ketua Perutusan Mabbim Indonesia, menyatakan bahwa ketika berbicara tentang ide baru maka yang harus dilakukan adalah menyikapinya dengan cara pandang baru yang mungkin di luar dari kebiasaan yang ada. Khususnya pada masa yang penuh disruptif seperti sekarang ini.

 

“Apabila Mabbim hanya memandang persoalan yang ada dengan sudut pandang biasa-biasa saja, maka itu adalah lonceng kematian dari Mabbim itu sendiri. Pertanyaan besar tentu ada pada kita (negara anggota) dan Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim ini adalah forum yang akan menentukan apakah Mabbim akan menatap masa depan dengan cara-cara dan ide-ide baru atau justru tetap bertahan dengan cara-cara yang biasa-biasa saja,” ujar Aminudin.


Selain perubahan eksternal dan internal akibat dinamika zaman, menurut Kepala Balitbang, ada beberapa masalah dan tantangan baru yang dihadapi Mabbim. Pertama, Mabbim harus melanjutkan format yang sekarang. Kedua, jika ingin dilanjutkan, bagaimana seluruh tenaga kerja akan membentuk bentuk organisasi ini di masa depan dan inovasi programatik apa yang akan diperkenalkan. Ketiga, jika jawaban atas pertanyaan Mabbim tidak diperlukan, bagaimana langkah kita selanjutnya untuk menjaga silahturahmi dan kerjasama yang telah terjalin lama melalui Mabbim.

 

“Tiga opsi ini harus disikapi bersama-sama, dan Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim menjadi forum kunci yang akan menentukan langkah Mabbim ke depan,” ujar Aminudin Aziz.

 

Rangkaian acara Sidang Eksekutif Mabbim ke-59 terdiri dari Rapat Sekretariat Mabbim dan Sidang Eksekutif Mabbim ke-59, serta kunjungan ke Museum Presiden Republik Indonesia, Balai Kirti. 

 

Selama pelaksanaannya, Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim tersebut menyepakati beberapa hal, yaitu 1) tata kerja Mabbim; 2) pengakhiran Sidang Pakar dan Sidang Eksekutif; 3) pelaksanaan Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim juga merupakan Forum Ketua Mabbim yang pertama; 4) pelaksanaan Musyawarah/Mesyuarat Sekretariat pertama di Brunei Darussalam pada tahun 2024; 5) pelaksanaan Forum Ketua Mabbim selanjutnya di Brunei Darussalam pada tahun 2025; serta 6) hal-hal lain yang bertentangan dengan hasil keputusan Sidang Eksekutif ke-58 yang dianggap tidak berlaku.

 

Dalam pertemuan tersebut, Tuan Haji Razali Bin Che Mat, Ketua Perwakilan Mabbim Malaysia, menyatakan tekadnya untuk memajukan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Sekaligus memastikan kesinambungan organisasi Mabbim sebagai pembahasan utama Sidang Pimpinan ke-59. 

 

Selain itu, Awang Suip Bin Haji Abdul Wahab, Ketua Perwakilan Brunei Darussalam, menyampaikan harapannya agar perwakilan dari masing-masing negara anggota dapat menyelesaikan permasalahan bahasa yang diangkat namun tidak terselesaikan selama Sesi/Konsultasi ke-25 yang diselenggarakan. Oleh karena itu, ketiga negara anggota diminta untuk dapat mengikuti semua keputusan dan usulan yang dibuat. 

 

“Saya yakin konferensi ini akan mampu mencapai kesepakatan dalam menghasilkan gagasan-gagasan yang solid dan bijaksana untuk martabat bahasa Indonesia dan bahasa Melayu serta karya-karya Mabim supaya sejalan dengan arus modernitas yang penuh tantangan namun tetap berpijak pada cita-cita Mabim,” tegas Awang.

 

Dalam pelaksanaan Sidang Eksekutif Mabbim ke-59, Tuan Haji Razali Bin Che Mat didampingi oleh Encik Mohd. Fadzli bin Tajuid, Setiausaha (sekretaris) Mabbim Malaysia dan Puan NorAtikah binti Buang, Penolong Setiausaha dan Urus setia Mabbim Malaysia. Sementara itu, Awang Suip Bin Haji Abdul Wahab didampingi oleh Dayang Hajah Sariani binti Haji Ishak, Awang Hanif bin Bahrin, dan Dayang Nurhafiizah binti Zahari.

 

Usai Sidang Pimpinan Mabbim ke-59 dan kesepakatan hasilnya, seluruh delegasi dan peserta dipersilakan menyegarkan diri di Museum Presiden RI - Balai Kirti. Berlokasi di halaman Istana Kepresidenan Bogor, museum ini dibangun pada tahun 2012, tepatnya di bawah arahan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden keenam Republik Indonesia. 

 

Dalam kunjungan ini, para delegasi dan seluruh peserta sesi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman virtual tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, biografi presiden RI, koleksi buku sejarah, kekayaan budaya Indonesia yang merupakan Warisan Dunia UNESCO, dan lain sebagianya.

 

Kunjungan ke Balai Kirti ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Sidang Pimpinan Mabbim ke-59. 

 

(Nanda/adp)

=