Notification

×

Iklan

Iklan

Alumni FKIP Uhamka; Guru merupakan Profesi yang Mulia, Maka Bergabunglah dengan FKIP Uhamka

11 Maret 2023 | Sabtu, Maret 11, 2023 WIB | Last Updated 2023-03-11T03:16:53Z


Serambiupdate.com
- Kasmadi, Alumni Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) menjadi narasumber utama dalam Acara Teras TvMu di Channel TV Muhammadiyah dengan tema Sukses bersama FKIP Uhamka. Acara ini ditayangkan melalui Channel TV TvMu dan Youtube TvMu Channel, Sabtu (11/3).

 

Kasmadi sendiri merupakan alumni dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka angkatan 1.988 yang saat itu masih bernama IKIP Muhammadiyah Jakarta. Saat ini ia berprofesi menjadi guru mata pelajaran ekonomi sekaligus Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi di DKI Jakarta. Di acara ini, Kasmadi memberikan cerita motivasi dan inspirasi kepada TvMu dalam perjalanannya menuju kesuksesannya hingga saat ini.

 

Kasmadi sebelumnya mengungkapkan bahwa pada tahun 1.988 Uhamka bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Jakarta. Dahulu Uhamka memiliki 3 gedung diantaranya, FKIP yang berlokasi di Klender, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FP IPS) yang berlokasi di Pasar Rebo dan yang berlokasi di Limau ialah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Bahasa. Dengan perkembangan Uhamka yang pesat, kini sudah memiliki 8 gedung tersebar di wilayah Jakarta.

 

“Waktu saya berkuliah dulu sebelum bernama Uhamka adalah IKIP Muhammadiyah Jakarta. Kampus saya dulu di FP IPS dan saya terinspirasi dengan teman-teman kuliah yang sambil bekerja, akhirnya saya berkuliah sambil mengajar untuk menerapkan ilmu yang sudah saya dapatkan di kampus,” tutur Kasmadi.

 

Selanjutnya Kasmadi menuturkan bahwa profesi guru merupakan pekerjaan yang mulia pada zaman kapanpun. Hal ini karena guru dapat membimbing, membina, dan berbagi semua ilmunya kepada siswa yang memiliki karakter unik dan berbeda satu sama lain. Ia menambahkan, bahwa guru juga harus terus-menerus belajar agar dapat memahami cara belajar siswa dan dapat merealisasikanya dengan tepat.

 

“Untuk mengedepankan perbedaan cara belajar siswa, maka guru bisa menerapkan pembelajaran diferensiasi. Setiap siswa ada yang cara belajarnya auditori, audio visual, dan kinestetik. Disinilah tantangan guru harus bisa menerapkan pembelajaran diferensiasi agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. Dan pada zaman sekarang telah didukung oleh pemerintah melalui Kurikulum Merdeka Belajar untuk menggali kompetensi siswa,” tambah Kasmadi.

 

Di akhir segmen, Kasmadi berpesan untuk generasi muda agar menjadi guru, karena guru adalah tiang negara dan bangsa. Jika generasi muda tidak ingin menjadi guru, maka itu merupakan tanda kehancuran sebuah bangsa.


=