Serambiupdate.com Iwan Syahril selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan, Program Organisasi Penggerak (POP) merupakan upaya gotong royong untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Hal ini di ungkapkannya dalam seminar nasional “Gotong Royong Menuju Promosi Pendidikan melalui Program Organisasi Penggerak.” yang mana diikuti secara online di Jakarta pada hari Rabu.(14/12).
“Filosofi
yang disampaikan Mendikbud sejak awal adalah gotong royong. Pemerintah bukan
satu-satunya yang paling tahu seperti apa pendidikan seharusnya, pemerintah
bukan satu-satunya yang paling bisa mengimplementasikan perubahan dengan baik,”
ujarnya.
Dirinya
berpendapat di Indonesia ada banyak pemangku kepentingan yang bergerak sendiri
melakukan perubahan termasuk di dunia
pendidikan dengan idealisme masing-masing.
“Saya
merasakan idealisme yang sangat kuat. Saya melihat perempuan dan laki-laki
bergerak dengan baik meski dalam kondisi terbatas, dan kondisi yang ditemui
berbeda-beda tergantung dinamika daerah masing-masing," ujarnya. Karena
itu, kata dia, pemerintah ingin menggandeng para pemangku kepentingan tersebut
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Banyak
organisasi telah merangkul gerakan tersebut dan menunjukkan bahwa kita dapat
mengubah bagaimana kita dapat meningkatkan literasi dan numerasi serta
karakter. Kemudian kita bersatu sebagai satu kekuatan, satu filosofi gotong
royong,” ujarnya.
Ia
melanjutkan, pemerintah tentu akan mendukung program-program yang dijalankan
para pemangku kepentingan tersebut untuk mencapai jangkauan yang lebih luas
jika terbukti berdampak positif bagi keberlangsungan pendidikan.
“Kalau
biasanya satu atau dua sekolah, coba 20, 50 atau 100 sekolah. Kalau bisa
buktikan rekornya bagus, jangan dikit-dikit, karena kalau dikit-dikit, enggak
akan cepat," ujarnya.
“Kemudian
kita akan membandingkan pendekatan mana yang lebih efektif dan efisien dalam
kondisi daerah. Di daerah lain pendekatannya mungkin berbeda, Indonesia tidak
bisa satu metode untuk semua," imbuhnya.
Ia
berharap, praktik-praktik baik penerapan POPs dapat tersebar di masa mendatang
dan mendorong organisasi lain untuk terlibat dalam memajukan pendidikan di
Indonesia.
"Saya
berharap praktik baik menyebar. Nama perusahaan yang bergerak adalah filosofi
gotong royong. Kita maju bersama. Mereka yang tidak membantu orang lain agar
kita bisa saling menguatkan," kata Ivan Syahril.
DYL_RPH