Wahyu
Sukartiningsih selaku Ketua tim pengembangan aplikasi mengatakan, Pustakanesa
merupakan aplikasi e-book pertama untuk anak-anak usia SD dan anak berkebutuhan khusus. Aplikasi
itu hadir untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak membaca buku dengan
pengalaman baca yang menyenangkan dan interaktif.
”Kurangnya
aksebilitas atau layanan membaca buku yang sesuai kebutuhan, anak-anak yang
disabilitas selama ini mengalami hambatan dalam membaca buku. Nah, kami rancang
aplikasi ini dengan layanan khusus lewat fitur-fitur di Pustakanesa,” tutur
Wahyu Sukartiningsih.
Dirinya
mengungkapkan, aplikasi itu dirancang dalam berbagai fitur. Di antaranya fitur
baca, suka, dan simpan, yang memungkinkan pengguna dapat membaca dan menyimpan
buku untuk dibaca di lain waktu. Buku-buku yang disajikan tersedia dalam bentuk
umum, audio, visual, dan ada buku interaktif.
Selanjutnya
ada fitur Audiobook yang dapat digunakan pengguna untuk membaca buku
lewat audio atau juga bisa membaca buku sambil menonton visual. Fitur-fitur
audio dan visual ini sangat ramah anak-anak yang tunanetra dan tunarungu.
”Tentu
anak-anak perlu pendampingan orang tua kalau di rumah atau guru kalau di
sekolah,” ujarnya
“Lewat
aplikasi ini, anak-anak yang gaya belajarnya lebih ke audio, visual, atau
audiovisual terakomodasi, termasuk yang disabilitas. Karena itu juga ada bahasa
isyarat di dalamnya,” tambahnya.
Dia
menjelaskan, aplikasi itu sudah rampung dan tinggal disiapkan di Play Store dan
App Store. ”Dalam waktu dekat ini segera hadir di Play Store dan App Store dan
bisa diunduh pengguna,” papar Wahyu Sukartiningsih selaku guru besar FIP
tersebut.
Karya
itu merupakan hasil kerja sama tim dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan Teknologi Pendidikan (TP) yang
bersinergi dengan industri dan mitra lain. Pustakanesa lolos kompetisi nasional
yang dinaungi program Kedaireka, Ditjen Dikti, Kemendikbudristek.
Wakil
Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Bambang Yulianto
mengatakan, aplikasi itu membawa spirit literasi. ”Literasi bangsa ini akan
berkualitas jika sejak dini anak-anak dibiasakan dengan budaya literasi sesuai
umur dan zamannya,” tutur Bambang.
Dia
menambahkan, Pustakanesa selain memperluas akses literasi membaca kepada anak
usia SD, juga memberikan akses literasi kepada anak-anak yang disabilitas. Dia
berharap, akan semakin banyak inovasi dihadirkan tim dosen Unesa untuk menjawab
tantangan dan persoalan di tengah masyarakat.
”Tidak
hanya berbasis keunggulan di bidang olahraga, seni dan disabilitas, tetapi juga
di bidang-bidang lainnya baik pendidikan maupun non pendidikan,” ujar Bambang.
DYL_RPH