Muhammad Sufyan selaku Kabid Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Nonformal (PAUD-PNF) Disdik Kota Surabaya mengatakan bahwa kegiatan
tersebut bertema "Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
dengan Individual Education Program (IEP)" itu adalah Pos PAUD Terpadu
(PPT), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM).
"Saat PTM dimulai 18 Juli nanti, tak sedikit terdapat
lembaga yang menerima ABK. Maka, pengelola lembaga harus memberi pendampingan
melalui teori dan praktik," kata Sofyan.
"Kami undang kepala sekolah dan tiga orang guru dari setiap lembaga
yang memiliki ABK. Kami akan dampingi mereka dalam membuat analisis kebutuhan
sampai dengan pembuatan program jangka panjang beserta evaluasinya," ia
menambahkan.
Lili Musyafa’ah selaku Ketua Yayasan Quali International
Surabaya (QIS) meminta Untuk dan mengembangkan kemampuan mereka.
Lili menegaskan kepada para pengelola PPT, KB, TK, dan
PKBM untuk mengubah paradigma terhadap
penanganan ABK sebagai langkah utama. Ia juga menyampaikan bahwa setiap ABK
memiliki multiple intelligences.
"Jangan berpikir ABK dari down syndrome-nya, autis,
tetapi perhatikan setiap ABK memiliki multiple intelligences. Maka para guru
harus melakukan observasi," katanya.
"Hal yang paling dasar adalah ABK memiliki kecerdasan
dalam berbahasa atau cerdas gerak, cerdas bergaul, cerdas musik, cerdas gambar,
cerdas angka, cerdas diri, atau cerdas alam," kata Lili.
DYL