Oleh : Ulfa Chusnia Ardiyanti
Mahasiswa FEB Uhamka
Postur Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia tergambar dalam data ketenagakerjaan 2016 yang dirilis Badan Pusat
Statistik (BPS), di mana jumlah angkatan kerja mencapai 127,67 juta orang. Dari
jumlah angkatan kerja tersebut sebesar 47,37 % masih didominasi oleh lulusan SD
dan SD ke bawah, berpendidikan SMTP sebesar 18,57 % dan SMTA beserta SMK
sebesar 25,09 %. Sedangkan lulusan Diploma ke atas (DI, DII, DIII dan
Universitas) hanya berjumlah 8,96 %. Komposisi jumlah angkatan kerja di atas
tentunya tantangan berat untuk bisa bersaing secara global. Juga sangat rentan
menimbulkan masalah sosial yang gawat.
Sumber daya manusia menjadi tumpuan bagi
perusahaan untuk tetap dapat bertahan. Sumber daya manusia merupakan peran
utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun banyaknya sarana dan prasarana
serta sumber daya, tanpa dukungan sumber daya manusia kegiatan perusahaan tidak
akan berjalan dengan baik. Dengan demikian, sumber daya manusia merupakan kunci
pokok yang harus diperhatikan dalam segala kebutuhannya. Perusahaan akan
berkembang dan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif
apabila didukung oleh kinerja karyawan yang berkompeten di bidangnya. Dalam
upaya meningkatkan kinerja, maka dibutuhkan karyawan yang memiliki pendidikan
dan pengalaman kerja. Pendidikan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan,
tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang karyawan akan berpengaruh tehadap
kinerja karyawan. Agar kinerja karyawan baik, maka diperlukan tenaga kerja yang
memiliki tingkat pendidikan yang memadai yang sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
Selain latar belakang pendidikan
karyawan, kinerja karyawan dipengaruhi oleh masa kerja atau pengalaman kerja
karyawan juga berpengaruh terhadap kinerja. Masa kerja atau pengalaman kerja
juga dapat mempengaruhi kualitas kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang belum
memiliki masa kerja atau pengalaman akan berbeda dengan kinerja karyawan yang
sudah memiliki masa kerja atau pengalaman kerja yang cukup banyak. Pengalaman
kerja mencerminkan tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki seorang karyawan dalam bekerja yang dapat diukur dari masa kerja dan
jenis pekerjaan yang pernah dikerjakan karyawan.
Menurut Hasibuan (2010:10) “kinerja
merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan yang biasanya dipakai
sebagai dasar penilaian terhadap karyawan atau organisasi”. Kinerja yang baik
merupakan langkah untuk tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu, setiap
perusahaan perlu memiliki karyawan yang memiliki kinerja yang baik. Menurut
Sutermeister (dalam Machmud, 2012:213) kinerja dipengaruhi oleh “motivasi,
kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat,
sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisikologis, kebutuhan
sosial dan kebutuhan egoistik. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
karyawan menentukan kualitas dan kuantitas kinerja karyawan (Wibowo, 2012:379).
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, latar belakang pendidikan sumber daya manusia didalam pendidikan
memiliki peran penting terhadap cara mereka bekerja. Yang menjadi faktor utama
dalam kinerja adalah sebuah pengalaman, kemampuan, serta pengetahuan. Namun,
latar belakang pendidikan bisa saja tidak menjadi salah satu ketentuan didalam
perusahaan melainkan dengan dilihatnya kemampuan SDM yang dimiliki. Dengan
meningkatnya teknologi didunia, semua orang dapat dengan mudah mempelajari
apapun yang ia inginkan. Maka dari itu, latar belakang pendidikan bisa
dikatakan penting untuk perusahaan yang mengandalkan sebuah pengalaman tetapi
bisa dikatakan tidak penting bagi perusahaan yang tidak memandang pendidikan
tetapi ia melihat suatu keahlian/kemampuan yang dimiliki sdm tersebut.