Notification

×

Iklan

Iklan

Menganalisis Konten-Konten Keislaman pada youtube; Dosen FISIP Uhamka Gelar Pelatihan Literasi Media Sosial

14 Desember 2021 | Selasa, Desember 14, 2021 WIB | Last Updated 2021-12-13T23:57:31Z


serambiupdate.com
Dosen program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA bersama LPPM menggelar program kemitraan masyarakat yang bertema Pelatihan Literasi Media Sosial Dalam Memilih dan Menganalisis Konten-Konten Keislaman Pada Youtube bekerjasama dengan SMP Islam Ruhama pada Kamis (9/12).

 

Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Sekolah dan diikuti oleh seluruh siswa SMP Islam Ruhama secara secara hybrid dengan offline dan daring melalui zoom.

 

Rifma Ghulam Dzaljad selaku ketua pelaksana kegiatan ini menyatakan bahwa tujuan pelatihan ini adalah untuk membekali pelajar SMP Islam Ruhama dalam memilih dan menganalisis konten-konten Keislaman pada youtube.

 

“Pelatihan diselenggarakan bertujuan untuk memberikan wawasan siswa SMP Islam Ruhama dalam mengkonsumsi konten-konten keislaman pada youtube sehingga tidak terjebak pada konten yang bermuatan radikalisme, kebencian dan intoleransi” tutur Rifma.

 

Kedatangan dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Uhamka disambut baik dan hangat oleh Juhdi Asidi selaku kepala sekolah sebagaimana yang diucapkan dalam sambutannya “Kami ucapkan terimakasih kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Uhamka karena sudah bersedia hadir ke SMP Islam Ruhama untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam memilih dan menganalisis konten-konten keislaman pada youtube”tuturnya.

 

Juhdi menambahkan  bahwa “Pelatihan ini penting karena siswa SMP merupakan pengguna aktif media sosial yang harus memiliki pemahaman dan selektif dalam memilih konten-konten keislaman yang benar” tutur Juhdi.

 

Rifma Ghulam Dzaljad  selaku pemateri pertama menjelaskan konsep dasar radikalisme dan keislaman, hal ini dikarenakan radikalisme selalu dikaitkan dengan Islam. Ia menegaskan bahwa Islam adalah agama yang menolak segala bentuk pemaksaan, kekerasan, perusakan, teror, perbudakan, penindasan, dan perendahan terhadap martabat kemanusiaan.

 

“Islam agama perdamaian, agama cinta, agama kemanusiaan. Islam mendorong beragama yang wasathiyah (moderat): tidak Ifrath (al-magdhub, radikal) dan tafrith (al-dhalin, liberal). Islam mendorong setiap muslim beragama dan hidup bersama dengan menerapkan prinsip keadlian (adalah), keseimbangan (tawazun), toleransi (tasāmuḥ) mengambil jalan tengah (tawassuth) dan musyawarah (syura)” ujar Rifma.

 

Lebih lanjut, Rifma memberikan tips kepada siswa SMP Islam Ruhama agar selektif dalam memilih konten keislaman di youtube dengan memilih konten yang sesuai kebutuhan usia, memiliki rekam jejak organisasi Keislaman yang jelas, penceramah yang santun dan berilmu, materi keislaman yang disampaikan merujuk Al-Qur’an dan Sunnah, serta track record konten tersebut moderat dan berkemajuan.

 

Pelatihan ini juga dihadiri oleh Mustiawan selaku  Dosen program studi ilmu komunikasi FISIP Uhamka dan sebagai pemateri kedua yang menjelaskan tentang fenomena-fenomena konten-konten keislaman yang bernilai radikalisme.

 

Mustiawan menyanpaikan "Pentingnya 3S (Saring Sebelum Sharing) dalam mengkonsumsi semua konten pada media sosial, agar sebagai kaum terpelajar kita menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bijaksana. Penekanan 3S ini sebagai salah satu langkah konkrit untuk menghentikan laju perkembangan konten yang bernilai radikalisme, intoleransi, dan menimbulkan kekerasan di masyarakat. Jika kita mudah sekali sharing tanpa disaring maka kita juga memiliki andil dalam penyebaran konten-konten bermuatan radikalisme, provokatif dan intoleransi ” ujarnya. (ADP)

=