Notification

×

Iklan

Iklan

Piloting MAN 10 Jakarta Jadi Alasan Mahasiswa Uhamka Adakan PLP 1

05 Oktober 2021 | Selasa, Oktober 05, 2021 WIB | Last Updated 2021-10-05T03:50:20Z

  


Serambiupdate.com Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA yakni Dhanti Cynthia Prameswari, Firyal Andhara, Putri Syifa Angieta, Natasya Mia Angelina, Putri Ayu Ridhaillahi, Mutia Aprilia, dan Aqmar Tsabita Hermiyati serta Eka Kartikawati MPd sebagai Dosen Pembimbing Lapangan melaksanakan PLP 1 di MAN 10 Jakarta. Kegiatan PLP 1 ini di laksanakan selama masa pandemik dengan menggunakan sistem luring, serta selalu mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19.

Putri Ayu memaparkan, “Kami mahasiswa Pendidikan Biologi UHAMKA memilih Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta yang kami tuju untuk melaksanakan kegiatan ini. Alasan kami memilih madrasah ini karena MAN 10 Jakarta sebagai piloting atau madrasah percontohan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di DKI Jakarta. Selain itu madrasah ini juga termasuk madrasah yang berbasis riset (masuk kedalam mata pelajaran).”

MAN 10 Jakarta memiliki kultur yaitu berupa pembiasaan yang lazim dan rutin dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari. Pembiasaan yang ada di MAN 10 Jakarta meliputi kegiatan Tahfidz Quran, Hafalan Quran, Shalat Dhuha, Muraja`ah atau kisah inspiratif, Jumat Berkah atau One Day One Thousand, Market Day, Kitab Kuning, dan Senam Bersama. Pembiasaan ini dilakukan sebagai proses pembentukan “memanusiakan manusia” agar menjadi manusia yang sempurna. Program pembiasaan tersebut mendukung 3 aspek kemanusaiaan seperti aspek fisik, psikis, dan hati.

Kegiatan PLP 1 melalui wawancara narasumber Dra Hj Nurlaelah MPd selaku kepala madrasah, guru pamong yaitu Yuliana Dwi Asworo SPd, ketua osis Ahmad Miladi Zikri, dan Adam Putra Setiawan sebagai perwakilan siswa untuk memperkuat informasi terkait keadaan dan kondisi di MAN 10 Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kami mendapatkan berbagai informasi tentang permasalahan yang selalu terjadi disekolah. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran jarak jauh, terdapat hambatan dialami siswa ialah jaringan yang kurang stabil dan kuota internet yang kurang memadai. Sedangkan hambatan yang dialami oleh beberaoa guru yaitu masih kurang mengerti teknologi dan platform sehingga kurangnya semangat peserta didik.

Dra Hj Nurlaelah MPd selaku Kepala Madrasah memaparkan, “Pihak madrasah berusaha untuk memaksimalkan kegiatan belajar mengajar, namun kurangnya guru dalam adaptasi dikondisi pandemik dan kurangnya timbal balik dari siswa. Untuk kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) khususnya setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat adanya hambatan yaitu keterbatasan waktu sehingga guru harus memaksimalkan waktu dengan baik.”

Sementara itu, Yuliana Dwi Asworo SPd selaku guru pamong menjelaskan, “Adapun platform yang biasanya digunakan dalam menunjang pembelajaran jarak jauh yaitu Zoom Meeting, Whatsapp Grup, Ms. Team, Quizizz dan Kahoot. Dan untuk sistem penilaian siswa mengirimkan hasil pekerjaan melalui WhatsApp Group kemudian diberikan evaluasi dari hasil pekerjan siswa tersebut melalui fitur voice note.”

Adapun yang dituturkan oleh Adam Putra Setiawan sebagai perwakilah siswa, “Untuk pembelajaran jarak jauh hambatannya adalah kurang memahami materi dan terkendala sinyal. Sejauh ini dengan dilaksanakannya PTM memudahkan siswa lebih memahami materi yang disampaikan dan bisa bertemu teman-teman walaupun terbatas waktu.”

“Sedangkan untuk kegiatan organisasi program kerjanya dialihkan menjadi online” – ujar Ahmad Miladi Zikri, ketua osis MAN 10 Jakarta.

 

=