Serambiupdate.com Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) menyampaikan hingga saat ini sudah 40 persen sekolah yang berhasil menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Angka tersebut menurut Nadiem masih sangat minim meskipun pandemi di Indonesia belum berakhir.
"Tapi itu masih angka yang
sangat kecil. Jadinya kalau kita enggak mau semakin ketinggalan lagi, ya
anak-anak harus selalu tatap muka dengan protokol kesehatan yang teraman yang
bisa kita lakukan di masing-masing daerah," tutur Nadiem dalam webinar
BangkitBareng, Selasa, 28 September 2021.
Nadiem juga mengatakan, PTM terbatas mesti terus digencarkan. Sebab PTM terbatas merupakan prioritas untuk mengejar ketertinggalan.
Lebih lanjut Nadiem menyampaikan "Untuk
mengejar ketertinggalan itu, sekarang semua hal-hal yang kita lakukan atau mau
kita lakukan sebelum pandemi, itu malah menjadi prioritas yang lebih penting
lagi sekarang.”
Nadiem juga mengungkapkan,
berdasarkan dari hasil riset, ada kemungkinan besar siswa mengalami learning
loss sebesar 0,8 hingga 1,2 tahun pembelajaran selama pandemi. Menurut Nadiem,
hal itu menunjukan ada satu generasi yang kehilangan masa pembelajaran selama
hampir satu tahun.
"Ini tentunya harus kita
dalami terus, kita kaji, dan melihat dampaknya seperti apa. Apakah dampaknya
akan permanen atau tidak," ungkap dia.
Yang jelas, kata Nadiem, salah
satu hal yang menjadi kekhawatiran sekarang adalah jika PJJ terus berlangsung.
Nadiem mengatakan, keburukan itu belum termasuk dampak PJJ terhadap psikologis
anak.