Serambiupdate.com Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Muhammad Syafiq Abdan Syakuri membulatkan tekad nya untuk bergabung dengan tim Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) untuk turut berkontribusi dalam berbagai kegiatan penanganan jenazah COVID-19.
Seperti diberitakan oleh Ditjen
Dikti, Syafiqyang kini menjadi relawan, harus rela menetap di kantor MCCC di
Kotagede atau kantor BPBD DIY, dan meninggalkan keluarganya di Sleman untuk
sementara waktu.
Dalam melaksanakan tugasnya,
Syafiq tidaklah sendiri. Ia turut ditemani beberapa rekan sesama mahasiswa.
Para relawan ini melakukan berbagai kegiatan seperti dekontaminasi,
penjemputan, dan pemakaman jenazah COVID-19.
Meski sibuk menjadi relawan,
bukan berarti Syafiq dan kawan-kawannya berhenti melaksanakan kewajiban studi.
Ia dan tim tetap melakukan perkuliahan daring dari kantor.
Selama bertugas, Syafiq dan tim
menemui banyak kesulitan. Kesulitan ini berasal dari masih banyaknya warga yang
menolak jenazah COVID-19 untuk dimakamkan di lingkungannya.
Syafiq mengaku, keputusannya
bergabung sebagai relawan COVID-19 ini adalah inisiatifnya sendiri. Meskipun
dirinya tahu, bahwa tugasnya amat berat dan tidak mendapatkan tunjangan.
Syafiq dan timnya juga membentuk
pusat layanan aduan bagi pasien isolasi mandiri (isoman). Tujuannya, agar dapat
memfasilitasi kebutuhan dan persiapan isoman pasien COVID-19.
Sebab, Syafiq dan teman-teman
banyak melihat pasien COVID-19 yang meninggal saat isoman, ditambah beberapa
kasus di mana kondisi kesehatan mental mereka juga ikut terpuruk. Hal ini
dikarenakan terbatasnya akses kesehatan sementara kasus COVID-19 melonjak
pesat.
Layanan tim relawan COVID-19 yang
terdiri atas Syafiq dan kawan-kawannya ini bekerja sama dengan beberapa
universitas, contohnya (Universitas 'Aisyiyah) UNISA Yogyakarta, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.