Notification

×

Iklan

Iklan

Imunogenesitas Vaksin COVID-19

04 Agustus 2021 | Rabu, Agustus 04, 2021 WIB | Last Updated 2021-08-04T11:37:58Z



Karya Fitri dhamimah

Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka

Selama ini kita kenal luas bahwa untuk menilai keampuhan suatu vaksin, termasuk vaksin COVID-19, digunakan dan dibandingkan angka efikasinya yang didapat dari uji klinik fase tiga. Sebenarnya ada juga cara lain untuk menilai apakah vaksin itu bagus atau tidak, yaitu dengan menilai imunogenesitasnya, kendati hal ini memang lebih kompleks. 

Jadi kalau efikasi vaksin COVID-19 angkanya 90% misalnya, maka angka itu didapat dengan membandingkan angka risiko relatif (RR-relative risk) menjadi sakit COVID-19 pada mereka yang mendapat suntikan plasebo dibandingkan dengan yang dapat suntikan vaksin, sehingga interpertasinya memang relatif lebih mudah dipahami.

Selain membandingkan jumlah yang tertular maka dapat juga dibandingkan berapa yang penyakitnya jadi berat, berapa yang harus dirawat di rumah sakit dan atau berapa yang meninggal antara mereka yang dapat suntikan vaksin dibandingkan dengan yang dapat suntikan plasebo. Karena membandingkan jumlah orang yang dihubungkan dengan keadaan yang jelas (tertular, atau masuk RS, atau meninggal) maka angkanya akan lebih mudah didapat dan dilaporkan, juga lebih mudah dimengerti masyarakat luas.Di pihak lain, penilaian imunogenesitas didasarkan pada jenis respons imun yang dihasilkan vaksin itu pada tubuh seseorang. Cara penilaian dan perhitungannya cukup kompleks, terlebih pada virus SARS-CoV-2 yang memang merupakan infeksi yang baru mulai ditemukan pada 31 Desember 2019. Sedikitnya ada dua tantangan yang dihadapi para pakar dalam menilai imunogenesitas vaksin.


=