Notification

×

Iklan

Iklan

Ditjen EBTKE Sebut Pendidikan EBT Harus Ditanamkan Sejak Dini

16 Agustus 2021 | Senin, Agustus 16, 2021 WIB | Last Updated 2021-08-16T04:39:38Z


Serambiupdate.com
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menyampaikan bahwa potensi keragaman energi baru terbarukan (EBT) bisa menjadi sumber energi masa depan di Indonesia.

 

 

Program pengembangan EBT ini semestinya juga sejalan dengan kemajuan pendidikan sehingga mampu memberikan kesejahteraan masyarakat.

 

Dadan menjelaskan pada acara EdEnergy: Building a Comprehensive a Talent Pipeline in a Renewable Energy Sector through Education secara virtual dikutip dari laman resmi esdm, Senin (16/08/2021), “Pendidikan dan EBT adalah dua hal yang strategis. Kalau kita gabungkan dari dua hal yang baik ini, maka kesejahteraan akan lebih dekat.”

 


Dadan juga menyampaikan, dukungan dari semua aspek termasuk pendidikan EBT kepada generasi muda akan sangat membantu memperkenalkan energi bersih baik secara praktis maupun teoritis serta menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni.

 


“Ini akan menjadi modal utama kita. Indonesia punya semua potensi EBT. Surya jelas ada, panas bumi juga stabil, ada air laut, angin, maupun bioenergi juga besar. Ini memerlukan pengelolaan yang baik, tidak hanya pemahaman saja. Sehingga menjadi masa depan (energi) bersama untuk Indonesia,” kata Dadan.

 

 

Dadan mengakui, pengembangan energi di Indonesia masih dominan bertumpu pada sumber energi fosil. Terutama sumber cadangan batubara yang punya potensi cukup besar. “Ke depan, ini tidak bisa lagi dengan pola pemanfaatan energi yang sekarang. Ini lantaran energi fosil punya pengaruh kuat dalam menghasilkan karbondioksida yang berdampak pada perubahan iklim,” tegasnya.

 

Pada kesempatan yang sama, praktisi pendidikan sekaligus wirausahawan Gita Wirjawan menyampaikan bahwa pembangunan pendidikan yang berkualitas akan mampu menjawab berbagai permasalahan, tak terkecuali sektor energi.

 

“Pendidikan berkualitas khususnya empirical science akan mampu memahami dan menyikapi isu-isu jangka pendek, menengah, dan panjang” jelas Gita yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Menteri Perdagangan pada periode Kabinet Indonesia Maju.

 

Pijakan lain dalam mengakselerasi pemanfaatan EBT selain pendidik dan pengambil kebijakan pubik adalah industrialis. “Perusahaan- perusahaan mobil listrik di Amerika dan Tiongkok sudah menginisiasikan paradigma baru, bahwa produk yang mereka hasilkan tidak hanya lebih efisien dan keren (kualitas), tapi juga long lasting,” tutup Gita.

=