Karya Leny Nadila
Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka
Indonesia
mulai melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada Rabu, 13 Januari 2021. Di hari
pertama penyuntikan vaksin COVID-19, orang pertama yang disuntik adalah
Presiden Joko "Jokowi" Widodo bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi
Sadikin, dan sejumlah tokoh lainnya.
Vaksinasi
berlangsung setelah sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA)
vaksin COVID-19 Sinovac.
Pada
vaksinasi perdana ini, vaksin yang digunakan adalah CoronaVac COVID-19 yang
dikembangkan oleh perusahaan Sinovac Biotech Ltd asal Tiongkok, bekerja sama
dengan Bio Farma dan Universitas Padjajaran (Unpad). Pemerintah terus
menggenjot program vaksinasi di Indonesia. Bahkan, Presiden Joko “Jokowi”
Widodo berharap vaksinasi virus corona di Indonesia bisa mencapai lima juta per
hari.
Pemerintah
terus menggencarkan program vaksinasi COVID-19 demi menciptakan kekebalan
kelompok atau herd immunity. Satgas COVID-19 melaporkan, pada hari ini ada
penambahan 490.505 orang yang mendapat vaksin virus corona dosis
pertama.Sehingga, total orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama
sudah 32.063.745 orang.
Sedangkan,
jumlah orang yang hari ini mendapatkan vaksin dosis kedua ada sebanyak 56.832.
Penambahan ini membuat jumlah orang yang telah lengkap mendapat dosis vaksin
COVID-19 menjadi 13.979.564 (4 Juli).
Lalu
bagaimana dengan keefektifitas vaksin terhadap virus covid 19?
Data terbaru dari Kesehatan Masyarakat England
(PHE) menunjukkan vaksin Covid-19 AstraZeneca efektif terhadap varian yang jadi
perhatian WHO.
Merangkum laman resmi AstraZeneca, dua dosis
vaksin ini, memiliki efektivitas sebagai berikut: 75 persen efektif melawan
varian Alpha dan 86 persen efektif terhadap pasien rawat inap dan tidak ada
kematian yang dilaporkan terhadap varian Alpha. 10,4 persen efektif terhadap
varian Beta. 92 persen efektif terhadap rawat pasien inap karena varian Delta
dan tidak menunjukkan kematian di antara mereka yang divaksinasi. Data dari tim
vaksin Oxford-AstraZeneca menunjukkan bahwa vaksin mampu melindungi terhadap
varian Alpha. Meski kurang efektif erhadap varian Beta, tetapi masih bisa
melindungi dari penyakit parah akibat Covid-19.