Notification

×

Iklan

Iklan

LSI : Masyarakat Dengan Tingkat Pendidikan Rendah Cenderung Tidak Mempercayai Keamanan Vaksin Covid-19

19 Juli 2021 | Senin, Juli 19, 2021 WIB | Last Updated 2021-07-24T00:54:09Z

 

Serambiupdate.com Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah cenderung tidak mempercayai keamanan vaksin Covid-19. Keyakinan akan keamanan terhadap vaksin justru banyak ditemui pada mereka yang memiliki pendidikan menengah ke atas.


Hal ini diungkapkan LSI dalam rilis survei terbarunya yang bertajuk "Sikap Publik terhadap Vaksin dan Program Vaksinasi Pemerintah" pada Minggu, 18 Juli 2021.


"Yang berpendidikan tinggi umumnya yakin vaksin itu aman," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam rilis survei LSI yang digelar secara daring itu.


Sementara dari segi usia, menurut Djayadi mereka yang menganggap vaksin tidak aman kebanyakan dari jenjang usia hampir lansia.


Mereka yang meyakini vaksin tidak aman angkanya hanya 26,5 persen. Sementara 69,3 persen percaya akan keamanan vaksin Covid-19. Sedangkan sisanya memilih tidak menjawab.


Responden yang berasal dari lulusan SD menempati porsi paling tinggi yang meragukan ketidakamanan vaksin Covid-19, yakni mencapai 32,2 persen. Sementara mereka yang mempercayai keamanan vaksin di level pendidikan yang sama sebesar 63,1 persen.


Sebaliknya, pada jenjang pendidikan lulusan Strata 1 (S-1) mereka yang mempercayai keamanan vaksin Covid-19 mencapai 80,7 persen. Sementara yang tidak percaya pada level pendidikan sederajat hanya 15,3 persen.


Menurut Djayadi, survei itu dilakukan pada 20-25 Juni 2021 dengan mewawancarai responden melalui telepon. Responden, kata Djayadi adalah mereka yang telah terpilih secara acak berdasarkan survei nasional yang dilakukan LSI sejak tiga tahun terakhir.


"Ada 7.477 responden yang kami telepon dan yang berhasil diwawancarai itu ada 1.200 responden," jelasnya.


Ia memastikan bahwa sampel survei terdistribusikan secara proporsional mulai dari segi gender, wilayah, usia, agama, dan juga etnis.


"Mungkin ada beberapa yang kurang proporsional karena survei melalui telepon misalnya soal tingkat pendidikan dan lainnya. Tapi secara umum sampel ini menggambarkan karakteristik populasi secara nasional," pungkasnya. (AL)

=