Notification

×

Iklan

Iklan

Dosen Pendidikan Biologi FKIP Uhamka Laksanakan Pelatihan Pengenalan Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar

25 Juli 2021 | Minggu, Juli 25, 2021 WIB | Last Updated 2021-07-25T04:23:03Z


Serambiupdate.com
Dosen Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA yaitu Husnin Nahry Yarza MSi, Devi Anugrah, dan Dr Liszulfa Roza menyelenggarakan pengabdian masyarakat sebagai bentuk pemenuhuhan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh setiap dosen di Perguruan Tinggi khususnya di Perguruan tinggi Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah atas kerjasama LPPM Uhamka. (24/7)

 

Kegiatan ini bertemakan Pelatihan Pengenalan Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar bersama guru-guru IPA Muhamamdiyah DKI Jakarta menggunakan virtual meeting di masa pandemi saat ini.

 

Kebutuhan akan tanaman obat di masa pandemi ini sangat meningkat sehingga dibutuhkan edukasi dan literasi untuk menambah keilmuan dan kepedulian masyarakat.

 

Husnin Nahry Yarza selaku dosen dalam kegiatan ini menuturkan "kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi guru-guru IPA khususnya untuk dapat memiliki pengetahuan seputar tanaman obat, menanam kembali tanaman obat di lingkungan sekitar rumah dan mengetahui semua keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar. Bukan hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan tanaman obat yang ada di lingkungan kita,” tuturnya.

 

Dalam kegiatan ini Husnin Nahry Yarza memberikan edukasi mengenai manfaat dan penggunaan tanaman obat yang ada di lingkungan rumah. Tanaman obat ini sudah dimanfaatkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Tanaman obat (jamu) sudah dipercayai masyarakat untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Sehingga di era pandemi ini tanaman obat merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan imun tubuh masyarakat.

 

Dilain pihak, Devi Anugrah menyebutkan bahwa "bercocok tanam dapat kita laksanakan walaupun dengan lahan yang sempit yakni dengan cara hidroponik, memanfaatkan wadah bekas, vertikultur, memanfaatkan loteng dan memanfaatkan lahan yang terbuka,” ujarnya.

 

Walaupun Jakarta khususnya kita memiliki lahan dan tanah yang sempit untuk bercocok tanam kita masih bisa tetap perduli dan melestarikan lingkungan dan keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar kita diantaranya bisa adakan pembuatan dan pembudidayaan tanaman dengan lahan sempit di rumah yakni TOGA (tanaman obat keluarga).

 

Dalam bercocok tanam beberapa hal yang kita butuhkan tidak lain yakni bibit, lahan/ wadah untuk tempat tumbuh tanaman, air, cahaya matahari, tanah dan pupuk sebisanya kita gunakan pupuk organik. Pupuk organik ini dapat berasal dari komposting yaitu daun kering, sayur yang sudah tidak digunakan dan sisa-sisa buah yang sudah membusuk. Bercocok tanam di dapat dilakukan dengan vertikultur, hidroponik, menggunakan barang bekas, memanfaatkan pot dan rak, memanfaatkan loteng dan pada lahan terbuka.

 

Dengan adanya pengetahuan mengenai tanaman obat dan keterampilan mengenai tanaman obat diharapkan dapat membuat masyarakat khususnya guru ipa dapat menrapkan dalam kehidupan sehari-hari, lebih perduli dengan keanekaragaman hayati yakni obat dan menyadari pentingnya tumbuhan obat hidup bersama disekitar kita.

 

Dalam kegiatan ini, peserta sangat antusias dalam mendengarkan materi ini sehingga mereka ingin mempraktekkan budidaya tanaman di rumahnya di masa pandemi ini. Hal ini untuk mengurangi belanja kebutuhan rempah dapur. Dilain hal, kegiatan ini sebagai media kebahagiaan karena dapat mengurangi stress ketika pandemi Covid-19 melanda.

=