Serambiupdate.com Dosen Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA yaitu Husnin Nahry Yarza MSi, Devi Anugrah, dan Dr Liszulfa Roza menyelenggarakan pengabdian masyarakat sebagai bentuk pemenuhuhan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh setiap dosen di Perguruan Tinggi khususnya di Perguruan tinggi Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah atas kerjasama LPPM Uhamka. (24/7)
Kegiatan ini
bertemakan Pelatihan
Pengenalan Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar bersama guru-guru IPA Muhamamdiyah DKI Jakarta
menggunakan virtual meeting di masa pandemi saat ini.
Kebutuhan
akan tanaman obat di masa pandemi ini sangat meningkat sehingga dibutuhkan
edukasi dan literasi untuk menambah keilmuan dan kepedulian masyarakat.
Husnin Nahry
Yarza selaku dosen dalam kegiatan ini menuturkan "kegiatan ini bertujuan
untuk mengedukasi guru-guru IPA khususnya untuk dapat memiliki pengetahuan
seputar tanaman obat, menanam kembali tanaman obat di lingkungan sekitar rumah
dan mengetahui semua keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar. Bukan
hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan tanaman obat yang ada
di lingkungan kita,” tuturnya.
Dalam
kegiatan ini Husnin Nahry Yarza
memberikan edukasi mengenai manfaat dan penggunaan tanaman obat
yang ada di lingkungan rumah. Tanaman obat ini sudah dimanfaatkan secara turun
temurun dari generasi ke generasi. Tanaman obat (jamu) sudah dipercayai masyarakat
untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Sehingga di era pandemi ini tanaman
obat merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan imun tubuh masyarakat.
Dilain
pihak, Devi Anugrah menyebutkan bahwa "bercocok tanam dapat kita
laksanakan walaupun dengan lahan yang sempit yakni dengan cara hidroponik,
memanfaatkan wadah bekas, vertikultur, memanfaatkan loteng dan memanfaatkan
lahan yang terbuka,” ujarnya.
Walaupun
Jakarta khususnya kita memiliki lahan dan tanah yang sempit untuk bercocok
tanam kita masih bisa tetap perduli dan melestarikan lingkungan dan
keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar kita diantaranya bisa adakan pembuatan
dan pembudidayaan tanaman dengan lahan sempit di rumah yakni TOGA (tanaman obat
keluarga).
Dalam
bercocok tanam beberapa hal yang kita butuhkan tidak
lain yakni bibit, lahan/ wadah untuk tempat tumbuh
tanaman, air, cahaya matahari, tanah dan pupuk sebisanya kita gunakan pupuk
organik. Pupuk
organik ini dapat berasal dari komposting yaitu daun kering, sayur yang sudah
tidak digunakan dan sisa-sisa buah yang sudah membusuk. Bercocok tanam di dapat
dilakukan dengan vertikultur, hidroponik, menggunakan barang bekas,
memanfaatkan pot dan rak, memanfaatkan loteng dan pada lahan terbuka.
Dengan
adanya pengetahuan mengenai tanaman obat dan keterampilan mengenai tanaman obat
diharapkan dapat membuat masyarakat khususnya guru ipa dapat menrapkan dalam
kehidupan sehari-hari, lebih perduli dengan keanekaragaman hayati yakni obat
dan menyadari pentingnya tumbuhan obat hidup bersama disekitar kita.
Dalam
kegiatan ini, peserta sangat antusias dalam
mendengarkan materi ini sehingga mereka ingin
mempraktekkan budidaya tanaman di rumahnya di masa
pandemi ini. Hal ini untuk mengurangi
belanja kebutuhan rempah dapur. Dilain hal, kegiatan
ini sebagai media kebahagiaan karena dapat mengurangi stress
ketika pandemi Covid-19 melanda.