Notification

×

Iklan

Iklan

Seberapa Efektif Kegiatan “Full Day School” Ditengah Pandemi Covid-19

09 Juni 2021 | Rabu, Juni 09, 2021 WIB | Last Updated 2021-06-11T23:41:19Z



Karya Inez Fannisa Ayudia

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uhamka

Jauh sebelum adanya pandemi Covid-19 dan sistem belajar jarak jauh melalui gawai dan internet para siswa siswi mungkin pernah merasakan kegiatan atau sistem belajar ‘Full Day School’ sistem pengajaran ini dilakukan sejak pagi sekitar pukul 07.00 sampai dengan sore sekitar jam 15.30 maupun lebih. Para siswa dan siswi dituntut untuk berada di sekolah untuk menunjang ilmu dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Kegiatan tersebut dilakukan bukan tanpa alasan melainkan untuk menumbuhkan rasa minat belajar dikalangan siswa siswi menengah pertama hingga menengah atas.

 

Banyak pro dan kontra setelah kegiatan belajar ‘Full Day School’ di berlakukan. Diantaranya banyak yang merasa sangat keberatan karena jam belajar yang sangat padat dan terkesan sangat melelahkan, namun tak jarang pula ada siswa siswi yang enjoy dengan adanya sistem belajar seperti ini yang merasa sistem belajar ‘Full Day School’ mampu membuat siswa siswi menjadi lebih disiplin dan tidak banyak waktu yang terbuang sia sia hanya untuk santai atau bermain.

 

Namun sejak setahun lalu tepatnya pada bulan Desember 2019, Dunia sedang tidak baik baik saja karena adanya pandemi Covid-19 yang turut serta menjangkit seluruh benua di Bumi, termasuk Indonesia. Karena adanya pandemi Covid-19 kegiatan belajar mengajar di Indonesia sempat Kacau, namun hal tersebut hanya bertahan sementara karena diadakannya kegiatan belajar jarak jauh melalui gawai telefon dan sinyal internet yang kemudian disebut sebagai Sekolah Daring. Melalui sekolah daring para siswa siswi dituntut untuk bisa melanjutkan sekolah seperti biasa walaupun tidak dengan tatap muka seperti biasa, hal ini mungkin memicu kegiatan atau sistem belajar dan pengajaran sebelumnya yaitu kegiatan ‘Full Day School’

 

 

Semenjak kegiatan sekolah daring dan Full day School yang dilakukan secara beriringan yang membuat tenaga pengajar lebih menyuapi anak muridnya dengan kegiatan belajar dan mengajar sebagaimana semestinya sama seperti halnya pada saat sekolah tatap muka, bahkan banyak dari tenaga pengajar yang memberikan tambahan tambahan tugas karena merasa para siswa siswinya hanya mengerjakan tugas dari rumah dan tidak mungkin terasa terbebani oleh tugas yang diberikan. Tak jarang pula para guru yang memahami kondisi sulit para siswa siswinya yang bergelut dengan tugas yang begitu banyaknya. Hal ini turut dirasakan oleh para orang tua murid yang merasakan bahwa kegiatan sekolah daring dan Full Day school yang dilakukan beriringan jauh lebih menyulitkan dan terlalu membebani sang murid bahkan orang tua/wali murid.

 

Jika lebih di perhatikan kegiatan Sekolah Daring dan Full Day School sangat tidak efektif untuk dilakukan secara bersamaan atau beriringan, karena kegiatan tersebut terlalu sangat membebani sang siswa, orang tua/wali ataupun bahkan sang tenaga pengajar tesebut.


=