Karya Inka Dwiyanti
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uhamka
Seperti yang sudah kita semua ketahui, kegiatan
belajar mengajar yang pada umumnya dilaksanakan di sekolah/kampus secara
langsung (tatap muka), sekarang ini telah beralih menjadi pembelajaran jarak
jauh melalui daring (online learning). Hal ini merupakan salah satu akibat dari
merebaknya virus Covid-19 yang ada di Indonesia. Meskipun online learning sudah
dijalankan dalam waktu yang cukup lama dan siswa mulai terbiasa dengan
rutinitas pembelajaran seperti ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa metode
pembelajaran daring tetap tidak dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang
efisien. Banyak hal yang dapat menghambat proses kegiatan belajar jika
dilaksanakan secara jarak jauh. Permasalahan ini dapat menjadi perihal yang
cukup serius terhadap keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil pembelajaran.
Salah satu yang dapat menjadi hambatan pembelajaran
daring adalah kurang memadainya alat komunikasi dan alat pembelajaran dalam
proses belajar. Yang dimaksud dengan alat pembelajaran disini adalah seperti
handphone, laptop, dan lain-lain. Tanpa alat tersebut, kegiatan proses belajar
pasti dapat terganggu. Handphone merupakan alat yang sudah pasti harus dimiliki
oleh setiap siswa. Karena melalui handphone komunikasi dosen dan siswa dapat
terhubung. Dosen dapat memberikan pembelajaran dan tugas melalui platform yang
ada dimana kita pasti harus mengaksesnya menggunakan alat komunikasi
(handphone). Dalam permasalahan ini, masih terdapat beberapa siswa yang
menggunakan handphone untuk bersama. Seperti contoh semisal di dalam suatu
keluarga terdapat beberapa anak yang harus menggunakan handphone dalam
pembelajaran tetapi waktu pelaksanaannya bentrok satu sama lain, sehingga salah
satu dari anak tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran. Terkait laptop
meskipun tidak diwajibkan, beberapa tugas yang didapat dari dosen juga terasa
lebih ringan dan mudah jika dikerjakan menggunakan laptop. Sehingga siswa jadi
lebih baik dalam pelaksanaan tugasnya.
Permasalahan lain yang dapat dirasakan adalah
kurangnya kuota internet dan tambahan pengeluaran untuk membelinya. Pada awal
pembelajaran daring, dosen dan siswa pasti mempersiapkan kuota internet untuk
dapat melakukan kegiatan belajar mengajar. Menggunakan aplikasi untuk membantu
melakukan panggilan tatap muka seperti zoom dan google meet dimana membutuhkan
kuota internet yang lebih banyak dibandingkan hanya melalui chatting via
whatsapp grup. Tetapi untungnya, pemerintah sudah menyadari permasalahan terkait
kuota ini dan telah memberikan bantuannya ke para pelajar guna memperlancar
proses belajar daring. Tetapi sangat disayangkan, solusi dalam meminimalisir
hambatan pembelajaran dari pemerintah ini terkadang disalahgunakan oleh siswa
sendiri dalam penggunaannya. Kuota yang dimaksudkan untuk menunjang
pembelajaran masih sering digunakan untuk kepentingan pribadi lain seperti pemakaian
media sosial yang digunakan hanya untuk bersenang-senang.
Hambatan lain yang pasti dirasakan oleh pihak yang
terlibat dalam proses belajar mengajar yaitu dosen maupun siswa adalah jaringan
sinyal yang buruk. Buruknya sinyal di suatu daerah tertentu dapat menjadi
penghalang dalam proses belajar. Dengan kondisi sinyal yang buruk, dosen akan
sulit menjelaskan materi yang diajarkan dan siswa akan sulit menangkap
penjelasan dosen tersebut. Meskipun jika dosen menjelaskan pembelajaran dengan
baik, jika salah satu siswa memiliki koneksi internet yang buruk, maka hal itu
dapat mengakibatkan tertinggalnya siswa terkait materi yang diberikan oleh
dosen sehingga pembelajaran yang diterima tidak efektif dan bahkan mungkin
dapat membuat siswa tersebut tidak berhasil dalam proses belajarnya.
Sebuah motivasi dapat dikatakan sebagai salah satu hal
yang dapat mencapai keberhasilan belajar. Pada masa pandemi ini, motivasi siswa
untuk belajar mulai menurun. Entah itu dikarenakan cara belajar yang berbeda
dari biasanya atau kurang baiknya dosen dalam menyampaikan materi secara
online. Beberapa siswa ada yang berfikir belajar di ruang kelas terasa lebih
nyaman dan serius dibandingkan dengan di ruang kamar. Pemaparan materi yang
diberikan dosen juga terkadang lebih baik jika dijelaskan secara langsung
(tatap muka). Sementara itu, meskipun dosen sudah berusaha maksimal dalam
mengajar, masih terbilang banyak siswa yang tidak terlalu mendengarkan
pelajaran karena kurangnya motivasi belajar tersebut.
Hambatan lainnya yaitu kurang cakapnya dosen dalam
membentuk suasana belajar online yang menyenangkan. Menurunnya motivasi belajar
siswa dapat diperbaiki jika dosen dapat membawa siswa mendapat motivasi
belajarnya kembali dengan cara membuat suasana belajar yang menyenangkan namun
tetap serius. Kebanyakan beberapa dosen hanya menjelaskan sedikit dari materi
yang diajarkan dan membebankan sisanya kepada siswa melalui tugas. Tugas yang
diberikan juga terkadang belum dimengerti oleh siswa sepenuhnya. Selain itu
juga seringkali tugas diberi waktu tenggat yang dekat sehingga mungkin membuat
siswa tertekan dan tambah hilangnya minat belajar siswa di salah satu dosen tersebut.
Setelah mengetahui dan memahami hambatan-hambatan pembelajaran daring, semoga
permasalahan tersebut dapat secepatnya diminimalisir dengan solusi terbaik demi
kenyamanan dan keberhasilan belajar mengajar di masa pandemi ini.