Notification

×

Iklan

Iklan

Stabilitas Ekonomi vs Covid-19

18 April 2021 | Minggu, April 18, 2021 WIB | Last Updated 2021-04-22T00:22:46Z


(Dwi Ari Setia Wati/Mahasiswa Perpajakan FEB Uhamka)

Serambiupdate.com Pertumbuhan ekonomi global mengalami pelambatan drastis. Isu virus Corona (Covid-19) menggiring masyarakat dunia hingga ke tebing mematisurikan. Virus Covid-19 menjadi icon horror yang mendampak “knockdown". Keramaian jagad manusia menjadi redup dan sepi. Aktivitas masyarakat tidak lagi bebas bahkan dibatasi, lalu lintas ekonomi lesu, investasi dan perdagangan saham dunia anjlok, harga minyak mentah dunia terjun bebas. Kini ekonomi global sedang berbenah diri. Dalam situasi seperti ini kita harus lebih keras bekerja, juga responsible dalam menghadapi situasi yang gamang dan rentan ini. Jangan terlampau terjebak dan larut berkepanjangan mengikuti arus informasi dunia tentang gencarnya isu virus Covid-19. Ikhtikat bahwa bangsa ini dapat melepaskan diri dari jejaring perang paradigma antara Amerika dengan China itu yang harus kita pahami dengan jeli. Mengapa terjadi perang paradigma, wacana, Amerika dengan China?.

 

Saat ini perang ekonomi sedang berjalan terkait Amerika dengan China. Amerika sebagai pemimpin dunia tidak akan menyerah kepada China dalam hal apa saja. Ekspansi ekonomi China yang memiliki jaringan luas dengan overseas Chinese telah menggeliat dan menunjukkan kekuatannya, dianggap Amerika sudah melampaui batas toleransi, sedikit banyak akan berpengaruh pada pergeseran roda ekonomi Amerika. Kewaspadaan ini disadari betul oleh Amerika. Virus Covid-19 yang dianggap sebagai biang keladi mampu merontokkan ekonomi negara-negara yang tidak mempunyai basis ekonomi kuat. Hal itu akan mengakibatkan efek domino. Meski tidak sedahsyat seperti 1997, ketika George Soros mencoba memonopoli dolar Amerika lewat valas, yang pada akhirnya menggerus beberapa mata uang lain khususnya di Asia Tenggara. Indonesia mendapat dampak yang sangat berat hingga rezim Orde Baru kukut dan terjadi reformasi ekonomi politik. Peringatan kepada pemerintah sekarang dalam merespons serta mensiasati gelombang besar tsunami wabah penyakit virus Covid-19 yang berdampak pada seluruh aktivitas manusia di muka bumi. Dunia seakan lumpuh oleh virus tersebut. Meski semua pihak baik dalam negeri maupun luar negeri sibuk mengantisipasi wabah virus ini. Bahkan pemerintah mengeluarkan peraturan agar seluruh tempat wisata di tutup, mall ditiadakan aktivitasnya, aktivitas kantor di-lockdown dan transportasi massal dibatasi.

 

Pandemi Virus Corona akan berefek pada beberapa hal. Pertama, krisis ekonomi yang memang sudah mulai terlihat di awal tahun 2020, sekarang sudah semakin kelihatan. Nilai tukar rupiah yang semakin anjlok dan kondisi ekonomi semakin lesu. Ancaman resesi terus menghantui Indonesia. Krisis ini akan merambat pada krisis politik dan krisis sosial yang dampaknya mulai terlihat. Hal tersebut seperti yang dikatakan Rizal Ramli “ekonomi Indonesia memang terus anjlok karena salah kelola, bukan hanya karena Corona, tetapi disebabkan mabuk hutang dan pengetatan makro, ekonomi hanya akan tumbuh 4% tahun 2020. Kalau tindakan terhadap corona efektif, ekonomi hanya akan anjlok lagi -1%. Tapi jika tidak efektif, ekonomi akan anjlok -2% lagi”. Kondisi ini memperkuat hitungan Syahganda Nainggolan yang menyebut, bahwa selesai Corona bisa-bisa rezim ini jatuh. Bahkan Syahganda menghitung hari kapan kejatuhan rezim ini, disebabkan pengelolaan yang amatiran.

 

Oleh karena itu, dalam kondisi yang demikian kita sebagai warga negara wajib menjaga kesehatan, memperbanyak ibadah dan doa, serta menghindari dulu keramaian. Sembari melihat perkembangan ekonomi yang kian anjlok dan aksi lockdown yang sudah mulai diterapkan pemerintah daerah, rasanya beban untuk menghadapi Corona ini sangat dirasakan oleh rakyat kecil yang menggantung nasibnya pada penjualanan keliling dan lain-lain. Bisa juga kondisi ini membawa pada krisis bahan makanan pokok. Negara wajib memikirkan hal ini, termasuk menjamin penyediaan kebutuhan dan kelangsungan hidup masyarakat. Mungkin krisis keuangan bagi rakyat kecil sudah mulai terasa dengan adanya Corona ini. Di sini pemerintah wajib memikirkan bagaimana krisis keuangan itu bisa diatasi untuk menghindari wabah kelaparan ditengah masyarakat kecil.

 

 

=