Notification

×

Iklan

Iklan

Ekonomi dan Pandemi

21 April 2021 | Rabu, April 21, 2021 WIB | Last Updated 2021-04-21T23:56:57Z


(Atsna Virayani Yusriy Widarey/Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka)

Serambiupdate.com Bila dilihat data ekonomi Indonesia 2020 sepanjang April hingga Juni terkontraksi lebih dari 5%, serupa dengan negara-negara lainnya Indonesia mengalami masa-masa sulit menghadapi Covid-19 yang ikut memukul ekonomi.

 

Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi kuartal dua tahun ini -5,32% secara tahunan, kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi normal di tahun-tahun sebelumnya, dimana pertumbuhan ekonomi kuartal kita dapat tumbuh 5%, namun pelemahan ekonomi sudah mulai kita rasakan sejak kuartal pertama Januari hingga Maret. Dimana Covid-19 perlahan melumpuhkan aktivitas ekonomi.

 

Mengambil lebih rinci lagi dari sisi tiga sektor usaha, yakni sektor industri, pertanian, dan perdagangan, di kuartal dua baik sektor industri dan perdagangan sama-sama melemah. Produksi pabrik-pabrik turun seiring dengan sedikitnya permintaan dari dalam maupun luar negeri, sebut saja produksi mobil, tekstil, dan pakaian. Sedangkan Perdagangan terpukul oleh tutupnya sejumlah pusat perbelanjaan dan gerai ritel. Produk-produk pertanian masih bisa bertahan mencatatkan pertumbuhan meskipun lambat, yakni 2,19%.

 

Hampir semuanya menderita kelesuan ekonomi, kontraksi terdalam dialami warga pulau Jawa -6,69%. Artinya dampak ini sangat signifikan karena hampir 60% ekonomi kita bertumpu di pulau Jawa. Wilayah Maluku dan Papua satu-satunya yang masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif karena peningkatan produksi biji tembaga, emas, dan LNG di kawasan Papua.

 

Dalam rangka pemulihan ekonomi Nasional tahun 2021 pemerintah menyiapkan anggaran Rp 372 Triliun yang telah dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo dalam acara MPL (Senin, 25 Januari 2021). Pemerintah juga tetap melanjutkan sejumlah program perlindungan sosial dan untuk penanganan kesehatan, pemerintah telah memulai program Vaksinasi.

=