Notification

×

Iklan

Iklan

Uhamka Melalui PSGPA bersama PPAP Dukung Kesejahteraan Perempuan dan Anak

21 Oktober 2022 | Jumat, Oktober 21, 2022 WIB | Last Updated 2022-10-22T07:24:12Z


Serambiupdate.com
 - Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) merupakan perguruan tinggi Muhammadiyah yang terus mendukung hak perlindungan terhadap perempuan dan anak. Hal ini terwujud dalam keikutsertaan Uhamka dalam penyelenggaraan Pemberian Edukasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan di Moda Transportasi yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP) Jakarta Timur di Aula Ahmad Dahlan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka, serta secara daring melalui Zoom Meeting dan Youtube, Rabu (19/10).


Acara ini dihadiri oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Sarah Handayani selaku Pusat Studi dan Perlindungan Anak (PSGPA) Uhamka, Tuty Kusumawati selaku Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Brigjen Pol (P) Sri Suari selaku Kepala Divisi Keselamatan Transjakarta, dan seluruh Stakeholder Uhamka.  


Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka mengungkapkan bahwa telah banyak penelitian di perguruan tinggi yang menyebut penyebab kekerasan pada perempuan di moda transportasi dikarenakan oleh budaya patriarki dimana ketidaksetaraan gender mempengaruhi kurangnya perlindungan terhadap wanita yang seharusnya mereka dapatkan sejak dulu. Maka ini menjadi urgensi segala kalangan untuk berkontribusi dalam pencegahan terhadap kekerasan terhadap wanita dan anak.


Uhamka telah lama bersinergi dengan PPAP untuk terus mendukung pemberdayaan dan perlindungan terhadap kesejahteraan perempuan dan anak, melalui berbagai sinergi seperti pemberian edukasi, seminar dan pelayanan dengan membentuk Pusat Studi dan Perlindungan Anak (PSGPA) Uhamka.


“Banyak perguruan tinggi yang telah melakukan riset penelitian dan itu menyebutkan bahwa kekerasan pada perempuan rata-rata disebabkan oleh budaya patriarki yang terus tertanam di pola pikir masyarakat sehingga menimbulkan kurangnya perlindungan terhadap perempuan. Maka ini merupakan kepentingan kita semua untuk mencegah kekerasan terhadap wanita dan anak, kapanpun dan dimanapun kita berada. Di Uhamka sendiri telah membentuk PSGPA sebagai wujud dukungan Uhamka terhadap kesejahteraan perempuan dan anak,” ujar Prof Gunawan.


Tuty Kusumawati selaku Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta berharap agar kegiatan ini terus dikembangkan dan disebarluaskan agar seluruh kalangan dapat meningkatkan kepeduliannya terhadap pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, khususnya di transportasi umum. Ia juga berterima kasih kepada Uhamka yang terus menggaungkan aksi dukungan terhadap pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak.

 

“Saya harap luaran dari acara ini dapat terus tertanam pada diri kita, kalau bisa disebarluaskan agar seluruh jajaran, mulai dari jajaran birokrasi, civitas akademika pendidikan, hingga masyarakat awam meningkatkan kesadaran untuk mencegah kekerasan pada perempuan dan anak, khususnya di transportasi umum. Saya juga berterima kasih kepada Uhamka yang terus bergandeng tangan dengan PPAPP untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan,” tutur Tuty.


Sarah Handayani selaku PSGPA Uhamka mengungkapkan Kekerasan seksual adalah tindakan dalam diri laki-laki dan perempuan, dengan hal-hal yang tidak diinginkan yang berkaitan perilaku seks. “Yang berisiko dan lebih rentan dalam pelecehan adalah perempuan, bahkan terdapat survei menunjukan banyak yang tidak berdaya secara finansial, budaya akhirnya ketika mengalami kekerasan hanya diam saja.” ujarnya.


“Uhamka baru melakukan survei di civitas akademika, dan mendapatkan jumlah sebanyak 55% perempuan mendapat kekerasan seksual di dalam transportasi publik,” tambahnya.


Sri Suari selaku Kepala Divisi Keselamatan Transjakarta juga menyatakan Transjakarta telah meluncurkan dua bus yang didesain khusus diperuntukkan bagi pelanggan wanita Transjakarta, bertepatan dengan hari kartini yaitu pada tanggal 21 April 2016. Bus ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pelanggan wanita.


“Dengan diluncurkannya bus pink Transjakarta, ini dapat menjadi respon terhadap isu kekerasan seksual sebagai upaya afirmatif mengembalikan keberanian perempuan jakarta untuk kembali ke transportasi umum, fasilitasi Transjakarta yang pertama untuk mengatakan say no to violence” sampainya.


Dirinya menegaskan sebagai seorang perempuan tidak harus takut namun yang diperlukan adalah kewaspadaan dan keberanian dimanapun dan kapanpun.


“Perempuan Indonesia harus bisa menjaga diri dan harus berani speak up, tunjukkan ketegasan anda dengan begitu anda tidak hanya dipandang karena fisik yang cantik, otak yang cerdas melainkan juga kepribadian yang kuat,” tegasnya.

=