Notification

×

Iklan

Iklan

Persiapkan Hadapi Masalah Kesehatan Jiwa, RSIJ Satu Turut Libatkan Diri dalam SEMILOKNAS

03 Agustus 2022 | Rabu, Agustus 03, 2022 WIB | Last Updated 2022-08-03T10:53:34Z


Serambiupdate.com
- Muhammadiyah ‘Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, MPKU PP Muhammadiyah dan RSIJ Satu, menggelar kegiatan seminar danlokakarya nasional untuk membahas berbagai permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, melalui aplikasi zoom meeting dan berlokasi di Aula AR Fachrudin lantai II gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka), Rabu (3/8).

 

Kegiatan ini merupakan rangkaian acara menjelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pada 18-20 November 2022. Tema seminar dan Lokakarya Nasional adalah “Kebijakan dan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan dalam Mendukung Terciptanya Kesehatan Jiwa Keluarga Indonesia dalam mencerahkan peradaban bangsa”.

 

Kegiatan seminar nasional ini menghadirkan beberapa narasumber yang akan membahas tema Kesehatan Jiwa dari Perspektif Pandangan Keagamaan Muhammadiyah, Ketahanan Keluarga, Psikologi dan Psikiatri. Beberapa pembicara yang hadir adalah Hamim Ilyas,Prof Euis Sunarti, Ely Risman Musa, dan Era Catur Prasetya.

 

Seminar dan lokakarya ini akan diikuti oleh pimpinan, lembaga, majelis di Aisyiyah dan Muhammadiyah,  MKES, MPKU serta organisasi otonomi baik di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota serta organisasi kemasyarakatan di tingkat nasional. Kegiatan lokakarya juga melibatkan aktivis Kesehatan jiwa dan para pakar kebijakan Kesehatan jiwa.

 

Hamim Ilyas selaku narasumber menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan seminar nasional dan lokakarya ini didorong oleh kepedulian Muhammadiyah terhadap tantangan kesehatan kesehatan jiwa di Indonesia. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi gangguan emosional pada penduduk berusia 15 tahun ke atas meningkat 1,6 kali dari 6% menjadi 9,8% selama 2013-2018.

 

“Kemudian prevalensi gangguan jiwa berat telah meningkat 4 kali lipat dari 1,7% menjadi 7% dalam kurun waktu yang sama. Bahkan data Aplikasi Keluarga Sehat tahun 2015 menunjukkan 15,8% keluarga mempunyai gangguan jiwa berat. Indonesia juga masih menghadapi masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif yang diperkirakan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 84,6 triliun (77,42 triliun rupiah untuk pengobatan pribadi dan 7,2 triliun untuk biaya sosial),” tutur Hamim.

=