Notification

×

Iklan

Iklan

Menghadapi Era Transformasi Digital, Bagaimana Prospek Karier Akuntansi?

30 Agustus 2022 | Selasa, Agustus 30, 2022 WIB | Last Updated 2022-08-30T02:23:00Z

 



Oleh : Yuliana Nur Arifatur Rohmah

Mahasiswa FEB Uhamka



Era digital sudah berkembang sejak sebelum pandemi, di mana banyak perusahaan melakukan investasi di bidang IT (Information and Technology). Ke depan, tantangan yang mengadang akuntan bukan hanya berupa penguasaan prinsip atau standar akuntansi melainkan juga soal pemahaman akan teknologi informasi. Kemampuan akuntan untuk beradaptasi dengan lingkungan digital merupakan kunci mempertahankan eksistensi.

Seorang akuntan tidak hanya dituntut untuk pandai berhitung, tetapi juga harus memahami teknologi. Hal ini karena digitalisasi telah merambat ke semua sektor, termasuk bidang akuntansi.  Dalam proses akuntansi, banyak dijumpai aktivitas seperti ini, misalnya adalah aktivitas pencatatan. Alih-alih menggunakan metode konvensional yang membutuhkan banyak sumber daya manusia, kini ada software yang bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan akuntansi. 

Perkembangan dunia digital mendorong transformasi akuntansi menjadi sebuah siklus yang terintegrasi dengan komputasi awan (cloud), mahadata (big data)dan analisis data real time.

Lalu apakah kebutuhan akan profesi akuntan tetap tinggi pada era transformasi digital? Apakan peran akuntan bisa digeser oleh kehadiran teknologi? .

Untuk menjawab keresahan ini, para praktisi yang juga berkecimpung di bidang Robotic Process Automation (RPA) atau Enterprise Resource Planning (ERP) menegaskan bahwa lebih mudah bagi seorang akuntan untuk mempelajari teknologi terkait akuntansi, daripada seorang ahli teknologi yang tidak memiliki latar belakang akuntansi. 

Ini berarti seorang calon akuntan memiliki peluang yang lebih besar untuk menekuni bidang ini asal mau belajar teknologi informasi. Dengan demikian, meskipun pekerjaan akuntansi digantikan oleh robot atau sistem, akuntan masih dibutuhkan dengan peran mengendalikan operasional robot tersebut. 

Supaya dapat menyesuaikan diri dengan era transformasi digital yang makin canggih, akuntan harus menambah kualitas diri. Sebagai business communicator, akuntan harus memiliki pengetahuan teknis, kemampuan adaptif dan bersikap gesit, mindset yang positif, kemampuan belajar, dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan.  Akuntan tak hanya sekadar menganalisis informasi secara retrospektif (ke belakang) namun juga secara prediktif dan preskriptif. Analisis prediktif artinya, seorang akuntan harus mampu memberikan prediksi apa yang akan terjadi. Sementara analisis preskriptif artinya ia mampu memberikan rekomendasi mengenai keputusan yang harus diambil oleh manajemen.

Dalam hal ini, akuntan tidak lagi hanya bekerja di balik meja, tetapi juga bisa menjadi mitra perusahaan dan bagian dari sistem pendukung utama dalam sebuah perusahaan. Karena itu, seorang akuntan yang mendalami bidangnya sekaligus memiliki pengetahuan digital yang memadai akan menjadi aset terbaik perusahaan.




=