Serambiupdate.com - Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeristas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (Uhamka) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMA Negeri 2 Gunung Putri Bogor. Pengabdian kepada masyarakat yang bertemakan Pengenalan Budaya Jepang ‘Shodo’ dalam Pembelajaran Menulis Huruf Jepang di SMAN 2 Gunung Putri Bogor ini dilakukan secara luring pada Selasa (26/7).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan
pengetahuan mengenai budaya Jepang, yaitu Shodo, serta untuk melatih para siswa
khususnya di SMA Negeri 2 Gunung Putri Bogor, agar memiliki keterampilan membuat
Shodo, sehingga ketika menulis huruf Jepang lebih termotivasi, menarik, dan
menyenangkan.
Aksi nyata yang dilakukan oleh dosen-dosen
Pendidikan Bahasa Jepang FKIP
Uhamka ini merupakan kontribusi
konkret dalam mengenalkan dan mengembangkan pengetahuan budaya Jepang Shodo
kepada para siswa karena saat ini Shodo begitu
populer hingga banyak dipelajari dan diperlombakan di sekolah-sekolah menengah
sampai perguruan tinggi yang khusus mempelajari bahasa dan budaya Jepang.
Kegiatan ini diinisiasi oleh
sejumlah dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP Uhamka seperti Yuni
Masrokhah sebagai ketua pelaksana, Ana Natalia sebagai
anggota, Ayu Putri Seruni sebagai anggota, Burhayani sebagai anggota, serta dua mahasiswa juga
diikutkan sebagai anggota, yaitu Fera Arzenty, Daffa Mukti dan Pani Arini.
Yuni Masrokhah selaku ketua
mengatakan kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman dan
pelatihan menulis huruf Jepang (Hiragana dan Katakana) melalui penulisan
kaligrafi Jepang atau Shodo, serta mengenalkan tentang budaya Jepang, yaitu
Shodo agar dapat membantu siswa dalam menulis huruf Jepang dengan cara yang
lebih menarik dan menyenangkan.
“Ada 3
tahapan dalam menulis Shodo, yaitu Kaisho, Gyosho dan Sosho. Konsep ini
menjadikan terobosan baru yang mampu diaktualisasikan oleh para pengajar Bahasa
Jepang di dalam mengajarkan huruf-huruf Jepang seperti Hiragana, Katakana, dan
Kanji sehingga para peserta didik merasa senang mempelajari Bahasa Jepang. Dari
ketiga tahapan penulisan Shodo, siswa-siswa lebih tertarik menulis secara
Kaisho, yaitu penulisan yang mirip dengan huruf aslinya dan sesuai dilakukan
oleh para pemula yang belajar menulis huruf Jepang,” tutur
Yuni.