Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswa PBSI FKIP Uhamka Laksanakan PLP 1 di SMKN 56 Jakarta

07 Oktober 2021 | Kamis, Oktober 07, 2021 WIB | Last Updated 2021-10-07T12:11:49Z

Serambiupdate.com Para Mahasiswa Program Studi Pendidikan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHAMKA, telah selesai melaksanakan kegiatan Pengenalan Lapangan Prasekolah 1 ( PLP 1 ) di SMKN 56 Jakarta yang berlokasi di Jl. Pluit Timur Raya No.1, RT.10/RW.9, Pluit, Kec. Penjaringan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450. Kegiatan PLP 1 ini bertujuan mengajarkan mahasiswa untuk dapat terjun langsung ke sekolah dengan cara mengobservasi dan wawancara kepada sekolah yang dituju guna mendapatkan pengetahuan dan pengalaman secara langsung di sekolah.


Kegiatan PLP 1 melalui wawancara narasumber kepala sekolah dan guru pamong atas nama Dra. M. Bakrie Akkas, MT dan Erti Kartika M.Pd. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kami mendapatkan berbagai informasi tentang kegiatan di sekolah dan permasalahan yang selalu terjadi disekolah tersebut pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. 


Dalam kegiatan - kegitan di sekolah SMKN 56 Jakarta tidak hanya kegiatan kurikuler tetapi, ada kokuler dan ekstrakuliker. Pak Bakrie selaku Kepala sekolah SMKN 56 Jakarta menjelaskan tentang kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler di SMK beliau mengatakan bahwa “selain kegiatan Pramuka masih terdapat banyak kegiatan kurikuler, ekstrakulikuler, dan kokulikuler yang terdapat di SMKN 56 Jakarta ini, karena itu merupakan bagian  yang harus didapatkan bagi siswa, karena SMK merupakan ujungnya sekolah yang mana setelah lulus ini ia harus siap untuk terjun ke masyarakat, walaupun nantinya ada yang lanjut ke perguruan tinggi itu lain cerita tapi konsep nya SMK ada itu dalam rangka Melatih, Membekali anak didik setelah ia lulus SMK maka ia harus siap untuk terjun ke masyarakat, untuk bisa terjun ke masyarakat berarti bukan hanya sekedar keterampilan yang diajarkan, juga bukan Cuma pengetahuan standar saja yang diajarkan tapi mereka juga harus paham bagaimana bersosial, Berorganisasi, bagaimana melakukan project dan mengaplikasikan nya, dilakukan dalam standar ekstra, makanya ada Kurikuler, ekstrakulikuler dan kokulikuler”.


Untuk pembelajaran selama masa pandemi ini SMKN 56 Jakarta menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, dalam hal ini sekolah ini juga punya permasalahan terkait pembelajaran jarak jauh ini, antara lain terdapat siswa yang tidak memiliki Handphone/Laptop, kurangnya semangat peserta didik dan lain-lainnya. Adapun ungkapan yang disampaikan oleh guru pamong terkait kendala yang dihadapi yang mengakibatkan terbentuknya karakteriktik peserta didik selama proses pembelajaran daring.


Erti Kartika M.Pd. selaku guru di SMKN 56 JAKARTA  memaparkan "kalau dari itu yang pertama dari siswa nya, karena tidak semua siswa mempunyai hp atau laptop untuk itu kami menyisir siapa saja yang tidak mempunyai hp ataupun laptop, nah itu nanti akan diberikan solusi nya di tim kesiswaan agar siswa bisa melaksaksanakan pjj. Yang kedua kadang siswa nya yang mempunyai media pembelajarannya kadang malas, nah itu juga yang kadang sulit karena kita juga sudah melakukan pembinaan, kita juga punya grup orang tua juga, jadi setiap wali kelas punya grup perwaliannya. Tetapi kadang orang tua nya pun juga menyerahkannya ke sekolah, karena sudah di suruh dikerjakan tapi tidak mengerjakan. Kendalanya mungkin itu saja."


Lalu selanjutnya ibu Erti selaku guru bahasa Indonesia menjelaskan tentang motivasi motivasi yang Diberikan oleh guru selama pelaksanaan pjj ini berlangsung beliau mengatakan bahwa “guru-guru dan wali kelas senantiasa memberikan motivasi kepada siswa nya, biasanya guru atau wali kelas akan mengadakan pertemuan melalui meet, nah pada meet itu sebagian besar diarahkan kepada motivasi nya seperti bercerita atau bertanya jawab, jadi tidak diisi dengan materi, lalu motivasi juga diberikan kepada orang tua murid, terkadang para guru dan wali kelas juga melakukan meet dengan orang tua berbincang bagaimana kendala - kendala yang mereka alami dalam mengatasi putra putrinya ketika belajar, pertemuan via meet ini rutin dilakukan oleh ibu Erti sebanyak 2 Minggu sekali untuk para murid dan 1 bulan sekali untuk para orang tua”.


Dengan diadakannya program PLP ini banyak hal yang diketahui terkait berbagai problematika yang dihadapi oleh sekolah, peserta didik, dan guru. Dan di harapkan Kegiatan ini dapat menambah kemampuan mahasiswa sebagai calon pendidik, baik itu kemampuan berkomunikasi, kemampuan teknologi, dan lainnya. 

=