Karya Annida Zuhdiyyah
Mahasiswa S1 Akuntansi STIE JIC
Indonesia dikenal sebagai negara muslim terbesar di
dunia yang syariat dan ajaran Islam melekat erat dengan masyarakat.
Meningkatnya perekonomian negara maka transaksi jual beli dijalankan melalui
perbankan. Perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu konvensional dan
syariah.
Perbankan konvensional merupakan pelopor pertama dan
menjadi primadona untuk masyarakat Indonesia menjalankan pertukaran uang. Namun
ketentuan dan sistem dari perbankan tersebut tidak cocok dalam syariat Islam,
seperti berbasis bunga atau lebih dikenal dalam syariat yaitu riba. Berbeda
dengan perbankan syariah yang sudah pasti ketentuan dan sistem sesuai dengan
syariat.
Dapat kita lihat dalam kenyataannya bahwa perbankan
syariah tidak begitu diminati oleh masyarakat Indonesia yang mengakibatkan
pendapatan laba menurun dan terjadi pada Desember 2020. Seperti bank Mandiri
Syariah yang mendapatkan laba bersih senilai Rp 1,43 triliun lebih rendah
dibandingkan bank Mandiri (konvensional) senilai Rp 17,1 triliun. Bank BNI
Syariah mendapatkan laba bersih Rp 505,11 miliar lebih rendah dibandingkan BNI
(konvensional) senilai Rp 3,3 triliun. Dan terakhir ada bank BRI Syariah yang
mendapatkan laba bersih senilai Rp 248 miliar sedangkan BRI (konvensional)
mendapatkan laba bersih senilai Rp 18,66 triliun di tahun 2020.
Dengan melihat laba bersih yang didapatkan pada tahun
2020 yang kecil di bandingkan bank konvensional, Mentri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Erick Thohir mengumumkan bahwa perbankan syariah akan melakukan
merger pada tanggal 1 Februari 2021 dengan nama Bank Syariah Indonesia (BSI),
guna mempersatukan kekuatan dan meningkatkan daya saing yang kuat. Peresmian
dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB di Istana Negara yang sebelumnya direncanakan
di Gedung Bursa Efek Indonesia dan The Tower mulai pukul 08.15 WIB. Komposisi
pemegang saham pada BSI adalah PT Bank Mandiri Tbk 51,2%, PT Bank Negara
Indonesia Tbk 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 17,4% - Saham syariah 2% dan
publik 4,4%.
Program yang sudah dijalankan oleh BSI setelah merger
yaitu pembayaran transaksi Electronic Commersial atau lebih dikenal online shop
sudah tersedia, pembayaran UKT di sejumlah universitas seperti Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, UIN Antasari, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dan sebagainya, serta pembayaran keberangkatan haji. Pada Rabu 15
September 2021 BSI mendapatkan penghargaan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di
sektor bank syariah. Pada tanggal 22 September 2021 BSI berhasil melakukan
perjanjian kerja sama dengan tiga lembaga keuangan yaitu PT Reasuransi Syariah
Indonesia, PT Reasuransi Nasional Indonesia dan PT Asuransi Takaful Keluarga.
Banyaknya program BSI saat ini membuahkan hasil yang
manis bagi perekonomian negara dimana pertumbuhan laba bersih dalam kuartal 1
2021 naik mencapai 12,85% . Kenaikan laba ini didorong oleh pertumbuhan
pendapatan margin dan bagi hasil sampai kuartal 1 2021 sebesar 5,16% secara
year on year (yoy).Dengan dilakukannya merger dan berjalannya program-program
yang sudah terbentuk diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan
perekonomian negara dan lebih banyak dipergunakan
diberbagai aspek.