Notification

×

Iklan

Iklan

Program Merger Bank Syariah Indonesia

25 September 2021 | Sabtu, September 25, 2021 WIB | Last Updated 2021-09-28T10:47:14Z


Karya Annida Zuhdiyyah

Mahasiswa S1 Akuntansi STIE JIC 

 

Indonesia dikenal sebagai negara muslim terbesar di dunia yang syariat dan ajaran Islam melekat erat dengan masyarakat. Meningkatnya perekonomian negara maka transaksi jual beli dijalankan melalui perbankan. Perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu konvensional dan syariah. 

 

Perbankan konvensional merupakan pelopor pertama dan menjadi primadona untuk masyarakat Indonesia menjalankan pertukaran uang. Namun ketentuan dan sistem dari perbankan tersebut tidak cocok dalam syariat Islam, seperti berbasis bunga atau lebih dikenal dalam syariat yaitu riba. Berbeda dengan perbankan syariah yang sudah pasti ketentuan dan sistem sesuai dengan syariat. 

 

Dapat kita lihat dalam kenyataannya bahwa perbankan syariah tidak begitu diminati oleh masyarakat Indonesia yang mengakibatkan pendapatan laba menurun dan terjadi pada Desember 2020. Seperti bank Mandiri Syariah yang mendapatkan laba bersih senilai Rp 1,43 triliun lebih rendah dibandingkan bank Mandiri (konvensional) senilai Rp 17,1 triliun. Bank BNI Syariah mendapatkan laba bersih Rp 505,11 miliar lebih rendah dibandingkan BNI (konvensional) senilai Rp 3,3 triliun. Dan terakhir ada bank BRI Syariah yang mendapatkan laba bersih senilai Rp 248 miliar sedangkan BRI (konvensional) mendapatkan laba bersih senilai Rp 18,66 triliun di tahun 2020.

 

Dengan melihat laba bersih yang didapatkan pada tahun 2020 yang kecil di bandingkan bank konvensional, Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumumkan bahwa perbankan syariah akan melakukan merger pada tanggal 1 Februari 2021 dengan nama Bank Syariah Indonesia (BSI), guna mempersatukan kekuatan dan meningkatkan daya saing yang kuat. Peresmian dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB di Istana Negara yang sebelumnya direncanakan di Gedung Bursa Efek Indonesia dan The Tower mulai pukul 08.15 WIB. Komposisi pemegang saham pada BSI adalah PT Bank Mandiri Tbk 51,2%, PT Bank Negara Indonesia Tbk 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 17,4% - Saham syariah 2% dan publik 4,4%.

 

Program yang sudah dijalankan oleh BSI setelah merger yaitu pembayaran transaksi Electronic Commersial atau lebih dikenal online shop sudah tersedia, pembayaran UKT di sejumlah universitas seperti Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, UIN Antasari, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagainya, serta pembayaran keberangkatan haji. Pada Rabu 15 September 2021 BSI mendapatkan penghargaan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di sektor bank syariah. Pada tanggal 22 September 2021 BSI berhasil melakukan perjanjian kerja sama dengan tiga lembaga keuangan yaitu PT Reasuransi Syariah Indonesia, PT Reasuransi Nasional Indonesia dan PT Asuransi Takaful Keluarga.

 

Banyaknya program BSI saat ini membuahkan hasil yang manis bagi perekonomian negara dimana pertumbuhan laba bersih dalam kuartal 1 2021 naik mencapai 12,85% . Kenaikan laba ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan margin dan bagi hasil sampai kuartal 1 2021 sebesar 5,16% secara year on year (yoy).Dengan dilakukannya merger dan berjalannya program-program yang sudah terbentuk diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan perekonomian negara dan lebih banyak dipergunakan diberbagai aspek.

 

=